UIM Gandeng BWI, Wakaf Didorong Bangun Indonesia Timur
UIM NESW – Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali resmi menjalin kerja sama strategis dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), Selasa (16/12/2025).
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan langsung oleh Rektor UIM Al-Gazali, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag, bersama Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia, Dr. Ahmad Zubaidi, M.A.
Kerja sama ini menjadi langkah penting dalam memperkuat peran wakaf sebagai instrumen ekonomi dan sosial yang berkelanjutan, khususnya dalam mendorong pembangunan di kawasan Indonesia Timur.
Melalui kolaborasi ini, UIM Al-Gazali dan BWI berkomitmen untuk mengembangkan edukasi, riset, literasi, serta pengelolaan wakaf produktif yang berbasis akademik dan kebutuhan masyarakat.
Rektor UIM Al-Gazali, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag, dalam sambutannya menegaskan bahwa wakaf memiliki potensi besar sebagai salah satu instrumen pembangunan umat jika dikelola secara profesional dan berkelanjutan.
“Wakaf bukan hanya instrumen ibadah, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang sangat strategis. Melalui kerja sama ini, kami ingin menjadikan wakaf sebagai akselerator pembangunan berkelanjutan, khususnya di kawasan Indonesia Timur yang memiliki potensi besar namun belum tergarap secara maksimal,” ujar Prof. Muammar Bakry.
Ia menambahkan keterlibatan perguruan tinggi dalam pengembangan wakaf sangat penting, terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki pemahaman syariah, manajerial, dan inovatif.
“Sebagai institusi pendidikan tinggi Islam, UIM Al-Gazali siap berperan aktif melalui penguatan literasi wakaf, riset akademik, serta pengabdian kepada masyarakat. Wakaf adalah amal jariah dalam syariat Islam yang manfaatnya terus mengalir, dan inilah yang ingin kita kembangkan bersama,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia, Dr. Ahmad Zubaidi, M.A., menyampaikan bahwa kerja sama dengan UIM Al-Gazali merupakan bagian dari strategi BWI untuk memperluas jangkauan pengelolaan wakaf ke kawasan Indonesia Timur.
“Kali ini BWI harus masuk ke kawasan Indonesia Timur, karena selama ini efektivitas dan sentra wakaf masih banyak terfokus di pusat. Padahal, potensi wakaf di wilayah Timur Indonesia sangat besar dan perlu dikelola secara serius dan profesional,” jelas Dr. Ahmad Zubaidi.
Menurutnya, sinergi dengan perguruan tinggi menjadi langkah strategis dalam membangun ekosistem perwakafan yang kuat dan berkelanjutan.
“Kami ingin bersama dengan UIM Al-Gazali membangun Indonesia melalui salah satu instrumen yang menjadi amal jariah dalam syariat Islam, yaitu instrumen perwakafan. Kampus memiliki peran penting sebagai pusat edukasi, inovasi, dan penguatan tata kelola wakaf,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dr. Ahmad Zubaidi berharap kerja sama ini dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya di Indonesia bagian Timur.
“Mudah-mudahan kegiatan ini dapat mendorong pertumbuhan ekosistem perwakafan yang ada di Indonesia bagian Timur, sehingga wakaf tidak hanya dipahami sebagai ibadah individual, tetapi juga sebagai solusi sosial dan ekonomi yang berkelanjutan,” harapnya.
Melalui MoU ini, UIM Al-Gazali dan BWI sepakat untuk mengembangkan berbagai program bersama, mulai dari pendidikan dan pelatihan perwakafan, penguatan nazir wakaf, riset dan publikasi ilmiah, hingga pengembangan wakaf produktif berbasis pemberdayaan masyarakat.
Kerja sama ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperluas peran wakaf sebagai pilar pembangunan berkelanjutan serta memperkuat kontribusi nyata perguruan tinggi Islam dalam membangun kesejahteraan umat di kawasan Timur Indonesia.
