Berita
FAI UIM Dorong Peningkatan Sitasi Dosen lewat Sinkronisasi SINTA
UIM NEWS – Dalam upaya meningkatkan kualitas akademik dan reputasi ilmiah, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali mengadakan pertemuan sinkronisasi Sistem Indeksasi Nasional (SINTA), Jumat (08/11/2024).
Kegiaan ini berlangsung di ruang rapat FAI UIM Al-Gazali dan dihadiri oleh para dosen dari berbagai program studi.
Fokus utama dari pertemuan ini adalah meningkatkan sitasi penelitian dosen agar dapat terindeks lebih luas dan meningkatkan skor SINTA mereka.
Rektor UIM Al-Gazali, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag., menekankan pentingnya peran sitasi dalam mengukur kualitas dan dampak penelitian yang dihasilkan oleh dosen.
“Meningkatkan jumlah sitasi bukan hanya soal angka, tetapi ini mencerminkan kontribusi akademik kita terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat nasional dan internasional. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai akademisi,” ujar Prof. Muammar Bakry.
Selain itu, Dekan FAI UIM Al-Gazali, Dr. Djaenab, S.Ag., M.H.I., menambahkan dukungan penuh akan diberikan kepada dosen untuk meningkatkan publikasi dan sitasi mereka.
“Kami di FAI berkomitmen untuk menyediakan berbagai pelatihan dan bimbingan teknis agar para dosen lebih memahami cara meningkatkan keterindeksan karya ilmiah mereka di SINTA. Sinkronisasi ini adalah langkah awal untuk mewujudkan visi tersebut,” ungkapnya.
Pertemuan ini juga membahas pentingnya penggunaan platform SINTA dalam melacak perkembangan sitasi dosen secara berkala.
Dalam pertemuan tersebut, disampaikan pula beberapa teknik untuk meningkatkan visibilitas penelitian, termasuk publikasi di jurnal-jurnal yang memiliki tingkat keterbacaan tinggi dan jaringan akademik yang luas.
Dengan upaya ini, FAI UIM Al-Gazali diharapkan agar dosen-dosennya dapat memperoleh sitasi yang lebih tinggi serta mampu memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
UIM Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa NU, Berprestasi, dan Hafidz
UIM NEWS – Sebagai bagian dari komitmennya dalam mendukung pendidikan berkualitas dan mencetak generasi unggul, Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali kembali memberikan beasiswa kepada 24 mahasiswa dari berbagai program studi.
Beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang mendapatkan rekomendasi dari Nahdlatul Ulama (NU), memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang gemilang, serta mahasiswa hafidz Al-Qur’an.
Pemberian beasiswa ini selaras dengan visi besar UIM Al-Gazali yang ingin mengedepankan pendidikan berkualitas dan mendukung organisasi NU dalam mencetak generasi penerus yang berdaya saing tinggi.
Rektor UIM Al-Gazali, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag., menyampaikan apresiasinya kepada para mahasiswa penerima beasiswa atas prestasi dan dedikasi mereka.
“Kami sangat bangga bisa memberikan dukungan kepada mahasiswa berprestasi yang direkomendasikan NU, terutama mereka yang hafal Al-Qur’an. Ini adalah bentuk komitmen UIM untuk mendorong mahasiswa mengembangkan potensi tanpa harus terbebani oleh kendala biaya,” ungkap Prof. Muammar Bakry, Sabtu (09/11/2024).
Beasiswa yang diberikan berupa potongan biaya pendidikan sebesar 50% yang berlaku selama dua semester.
Dengan bantuan ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih fokus dalam menempuh pendidikan dan terus menggali potensi diri dalam lingkungan akademik yang kompetitif.
Selain itu, Prof. Muammar Bakry juga menegaskan pentingnya sinergi antara UIM Al-Gazali dan NU dalam mendukung pendidikan berkualitas untuk generasi muda.
“Kami percaya bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan dan organisasi seperti NU sangat penting untuk membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki landasan moral dan spiritual yang kuat,” tambahnya.
Mahasiswa penerima beasiswa berasal dari berbagai program studi dan dipilih berdasarkan kriteria ketat, termasuk prestasi di bidang akademik dan non-akademik, serta keahlian hafalan Al-Qur’an bagi mereka yang berstatus hafidz.
Dengan adanya beasiswa ini, UIM Al-Gazali berharap dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa untuk berprestasi dan memanfaatkan seluruh fasilitas akademik yang ada.
Beasiswa ini juga menjadi langkah nyata UIM Al-Gazali dalam mendorong mahasiswa yang berkompeten dan berintegritas tinggi, sekaligus memperkuat hubungan kelembagaan dengan Nahdlatul Ulama sebagai mitra strategis dalam mencetak sumber daya manusia unggul di masa depan.
Hari Pahlawan: Mengokohkan Jiwa Nasionalisme di Era Digital
Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Makassar: Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D
UIM – Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November di Indonesia untuk menghormati para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Peringatan ini dimulai sejak tahun 1959 dan ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959. Dalam konteks sejarah, peringatan ini tidak hanya sekadar mengenang, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan. Menurut data dari Kementerian Sosial Republik Indonesia, lebih dari 1.300 pahlawan nasional telah diakui dan diabadikan dalam bentuk monumen, nama jalan, dan berbagai penghargaan (Kementerian Sosial RI, 2020).
Di era digital saat ini, relevansi Hari Pahlawan semakin meningkat. Dengan adanya teknologi informasi yang memungkinkan akses cepat terhadap berbagai sumber pengetahuan, generasi muda dapat lebih mudah memahami sejarah perjuangan bangsa. Data menunjukkan bahwa sekitar 70% generasi muda Indonesia aktif menggunakan media sosial, yang menjadi platform efektif untuk menyebarkan informasi tentang nilai-nilai nasionalisme (Kominfo, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa Hari Pahlawan dapat menjadi momentum untuk memperkuat rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda.
Sebagai contoh, kampanye digital yang dilakukan oleh berbagai organisasi pemuda menjelang Hari Pahlawan mampu menarik perhatian banyak orang. Misalnya, gerakan #PahlawanDigital yang diinisiasi oleh komunitas pemuda di Jakarta, berhasil mengumpulkan lebih dari 50.000 peserta dalam rangkaian kegiatan virtual, seperti webinar dan diskusi online mengenai nilai-nilai kepahlawanan (Yayasan Pemuda Mandiri, 2022). Kegiatan ini menunjukkan bahwa peringatan Hari Pahlawan dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman, tanpa mengurangi makna dan tujuan utamanya.
Dalam konteks ini, penting untuk menekankan bahwa pengertian Hari Pahlawan tidak hanya terbatas pada momen peringatan, tetapi juga harus diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai kepahlawanan seperti keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air harus menjadi bagian dari karakter generasi muda. Oleh karena itu, pendidikan tentang sejarah dan nilai-nilai kepahlawanan perlu ditanamkan sejak dini di sekolah-sekolah.
Mengacu pada pandangan ulama Nahdlatul Ulama, mereka menekankan pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air sebagai bagian dari iman. Dalam sebuah forum, KH. Said Aqil Siroj menyatakan bahwa “cinta tanah air adalah bagian dari iman” dan mengajak generasi muda untuk memahami perjuangan para pahlawan sebagai bagian dari tanggung jawab moral mereka terhadap bangsa (NU Online, 2021). Dengan demikian, Hari Pahlawan dapat menjadi momentum untuk mengokohkan jiwa nasionalisme di era digital.
Peran Teknologi dalam Memperingati Hari Pahlawan
Di era digital, teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam memperingati Hari Pahlawan. Dengan adanya internet dan media sosial, informasi mengenai sejarah perjuangan bangsa dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Menurut laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sekitar 77% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dan mayoritas dari mereka adalah generasi muda (APJII, 2022). Hal ini membuka peluang besar untuk menyebarkan informasi tentang Hari Pahlawan secara luas.
Salah satu contoh pemanfaatan teknologi adalah penggunaan platform video seperti YouTube untuk menyebarkan dokumenter dan film pendek tentang perjuangan pahlawan. Banyak konten kreator yang menciptakan video edukatif yang menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda. Data menunjukkan bahwa video edukatif tentang sejarah Indonesia mendapatkan lebih dari 1 juta penonton dalam waktu singkat (YouTube Analytics, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa media digital dapat menjadi alat yang efektif untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai kepahlawanan.
Selain itu, aplikasi mobile juga mulai dikembangkan untuk memberikan informasi seputar Hari Pahlawan. Misalnya, aplikasi “Pahlawan Kita” yang menyediakan informasi tentang biografi pahlawan, peristiwa sejarah, dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan peringatan Hari Pahlawan. Menurut survei pengguna, 85% pengguna merasa lebih teredukasi setelah menggunakan aplikasi tersebut (Survei Pengguna Aplikasi, 2023). Ini menunjukkan bahwa teknologi dapat memberikan kemudahan dalam mengakses informasi yang relevan.
Di samping itu, media sosial juga menjadi arena untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai makna kepahlawanan. Kampanye #HariPahlawan yang diadakan di berbagai platform media sosial berhasil menarik perhatian banyak orang, dengan ribuan unggahan yang menunjukkan penghormatan kepada para pahlawan. Data dari Twitter menunjukkan bahwa tagar ini menjadi trending topic dengan lebih dari 500.000 tweet dalam sehari (Twitter Analytics, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk merayakan Hari Pahlawan melalui media sosial.
Namun, meskipun teknologi memberikan banyak kemudahan, kita juga perlu berhati-hati terhadap informasi yang tidak akurat atau hoaks yang sering beredar di internet. Oleh karena itu, penting untuk mencari sumber informasi yang terpercaya dan melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi. Dalam konteks ini, peran pendidikan media menjadi sangat penting untuk membantu masyarakat, terutama generasi muda, dalam memilah informasi yang benar dan relevan.
Pendidikan Karakter Melalui Peringatan Hari Pahlawan
Pendidikan karakter merupakan salah satu aspek penting dalam memperingati Hari Pahlawan. Melalui pendidikan karakter, nilai-nilai kepahlawanan dapat ditanamkan kepada generasi muda sejak dini. Menurut hasil penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah yang menerapkan pendidikan karakter memiliki tingkat partisipasi siswa yang lebih tinggi dalam kegiatan sosial dan kebangsaan (Kemendikbud, 2022). Ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat membentuk generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan bangsa.
Salah satu cara untuk mengintegrasikan nilai-nilai kepahlawanan dalam pendidikan adalah melalui kurikulum yang mengedepankan sejarah perjuangan bangsa. Misalnya, di beberapa sekolah, guru mengadakan diskusi interaktif tentang pahlawan nasional dan perjuangan mereka. Data menunjukkan bahwa 90% siswa merasa lebih memahami dan menghargai jasa pahlawan setelah mengikuti kegiatan tersebut (Survei Siswa, 2023). Ini menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan yang tepat dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai kepahlawanan.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti upacara bendera, lomba puisi, dan pertunjukan seni yang mengangkat tema kepahlawanan juga dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai tersebut. Menurut laporan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, lebih dari 1.000 sekolah di Indonesia mengadakan kegiatan tersebut setiap tahunnya, yang diikuti oleh ribuan siswa (Kemenpora, 2022). Kegiatan ini tidak hanya memperkuat rasa nasionalisme, tetapi juga membangun solidaritas antar siswa.
Namun, tantangan dalam pendidikan karakter adalah bagaimana menjadikan nilai-nilai kepahlawanan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti seminar atau workshop yang melibatkan orang tua dan masyarakat dapat membantu memperkuat nilai-nilai kepahlawanan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Data menunjukkan bahwa keluarga yang aktif terlibat dalam pendidikan karakter anak cenderung memiliki anak yang lebih peduli terhadap lingkungan dan bangsa (Lembaga Penelitian Pendidikan, 2023).
Pendidikan karakter harus diimbangi dengan pendidikan agama. KH. Ma’ruf Amin, dalam sebuah ceramah, menekankan bahwa “nilai-nilai kepahlawanan harus sejalan dengan nilai-nilai agama” dan mengajak generasi muda untuk menjadikan pahlawan sebagai teladan dalam berperilaku (NU Online, 2022). Dengan demikian, Hari Pahlawan tidak hanya menjadi peringatan, tetapi juga momentum untuk membentuk karakter bangsa yang kuat dan berintegritas.
Peran Komunitas dalam Memperingati Hari Pahlawan
Komunitas memiliki peran yang sangat penting dalam memperingati Hari Pahlawan. Melalui komunitas, nilai-nilai kepahlawanan dapat disebarluaskan dan diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Data dari Kementerian Pemuda dan Olahraga menunjukkan bahwa lebih dari 60% organisasi pemuda di Indonesia aktif mengadakan kegiatan sosial yang berkaitan dengan peringatan Hari Pahlawan (Kemenpora, 2021). Kegiatan ini tidak hanya memperingati jasa pahlawan, tetapi juga membangun rasa solidaritas antar anggota komunitas.
Salah satu contoh konkret adalah kegiatan bakti sosial yang diadakan oleh komunitas pemuda di berbagai daerah. Kegiatan ini biasanya meliputi pembagian sembako, pembersihan lingkungan, dan penggalangan dana untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Menurut laporan, lebih dari 100.000 paket sembako berhasil dibagikan oleh komunitas pemuda dalam rangka memperingati Hari Pahlawan pada tahun 2022 (Yayasan Sosial Indonesia, 2022). Ini menunjukkan bahwa semangat kepahlawanan dapat diwujudkan dalam tindakan nyata.
Selain itu, komunitas juga dapat berperan sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Melalui diskusi dan seminar yang mengangkat tema kepahlawanan, komunitas dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghargai jasa pahlawan dan menerapkan nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari. Data menunjukkan bahwa 75% peserta seminar merasa lebih memahami arti kepahlawanan setelah mengikuti kegiatan tersebut (Survei Peserta Seminar, 2023). Ini menunjukkan bahwa komunitas dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Namun, tantangan yang dihadapi komunitas adalah bagaimana menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan kepahlawanan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan pendekatan yang kreatif dan inovatif, seperti mengadakan lomba atau kompetisi yang melibatkan teknologi. Misalnya, kompetisi video pendek tentang pahlawan lokal yang diadakan oleh sebuah komunitas di Yogyakarta berhasil menarik perhatian ribuan peserta dan penonton (Komunitas Kreatif Yogyakarta, 2023). Ini menunjukkan bahwa pendekatan yang tepat dapat meningkatkan partisipasi generasi muda.
Mengajak komunitas untuk menjadi pelopor dalam menyebarkan nilai-nilai kepahlawanan di masyarakat. Dalam sebuah forum, KH. Said Aqil Siroj menekankan bahwa “komunitas harus menjadi garda terdepan dalam mengingatkan generasi muda akan pentingnya menghargai jasa pahlawan” (NU Online, 2021). Dengan demikian, peran komunitas dalam memperingati Hari Pahlawan sangat penting untuk mengokohkan jiwa nasionalisme di era digital.
Kesimpulan dan Harapan untuk Masa Depan
Hari Pahlawan merupakan momen penting untuk mengenang jasa para pahlawan dan mengokohkan jiwa nasionalisme, terutama di era digital saat ini. Melalui pemanfaatan teknologi, pendidikan karakter, dan peran aktif komunitas, nilai-nilai kepahlawanan dapat disebarluaskan kepada generasi muda. Data dan statistik menunjukkan bahwa keterlibatan generasi muda dalam kegiatan yang berkaitan dengan Hari Pahlawan semakin meningkat, dan ini menjadi harapan untuk masa depan bangsa.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam menghadapi informasi yang tidak akurat di era digital. Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan pendidikan media dan literasi digital di kalangan masyarakat. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan nilai-nilai kepahlawanan.
Mengacu pada pandangan ulama Nahdlatul Ulama, penting bagi generasi muda untuk menjadikan pahlawan sebagai teladan dalam berperilaku. Dengan menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi bangsa. Hari Pahlawan bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga momentum untuk membangun karakter bangsa yang kuat dan berintegritas.
Dalam rangka mencapai tujuan ini, semua pihak harus berperan aktif dan berkomitmen untuk menjaga dan meneruskan nilai-nilai kepahlawanan kepada generasi mendatang. Dengan semangat yang kuat, kita dapat memastikan bahwa jasa para pahlawan tidak akan terlupakan dan akan terus menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan berkontribusi bagi bangsa.
UIM dan APTISI Jalin MoU, Tingkatkan Mutu Perguruan Tinggi Swasta
UIM NEWS – Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) sebagai upaya strategis memperkuat hubungan kerja sama antar-perguruan tinggi swasta di Indonesia.
Penandatanganan ini dilakukan oleh Wakil Rektor I UIM Al-Gazali, Dr. Ir. Ahmad Hanafi, ST., MT., bersama Ketua Umum APTISI, Budi Djatmiko, di Hotel Claro Makassar, bersamaan dengan berlangsungnya Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh APTISI, Jumat (08/11/2024)
Penandatanganan MoU ini dihadiri pula oleh beberapa pejabat tinggi UIM Al-Gazali, antara lain Sekretaris Rektor, Dr. Ir. Musdalifah Mahmud, M.Si., dan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI), Dr. Ir. Suradi, ST., MT.
Kehadiran mereka sebagai saksi sekaligus bagian dari upaya kolaboratif untuk memperluas kesempatan dan akses terhadap pengembangan kualitas akademik dan non-akademik yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Dalam kesempatan ini, Dr. Ahmad Hanafi menyampaikan apresiasi atas terbentuknya kerja sama ini.
“Kerja sama antara UIM Al-Gazali dan APTISI merupakan langkah penting dalam mendorong sinergi antar-perguruan tinggi swasta yang lebih erat. Ini akan menjadi wadah bagi kami untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi di bidang pendidikan, khususnya dalam peningkatan kualitas akademik dan manajerial,” ungkapnya.
Nota kesepahaman ini diharapkan akan menjadi dasar untuk berbagai program kolaboratif di masa depan.
Dengan dukungan APTISI, UIM Al-Gazali berharap dapat memperkuat akreditasi program studi, meningkatkan kompetensi dosen melalui pelatihan dan sertifikasi, serta membuka peluang kolaborasi riset yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia industri.
Ketua LPMI UIM Al-Gazali, Dr. Suradi, menambahkan, dengan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu Pendidikan.
“Dengan kerja sama ini, kami ingin memastikan mutu pendidikan di UIM Al-Gazali semakin terjamin melalui pengembangan standar mutu yang lebih baik. Harapannya, kita tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional tetapi juga di kancah internasional,” ujatnya.
APTISI, sebagai wadah organisasi yang menaungi perguruan tinggi swasta di Indonesia, memiliki peran strategis dalam memajukan kualitas pendidikan.
Ketua Umum APTISI, Budi Djatmiko, menyatakan kolaborasi ini akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.
“APTISI siap mendukung UIM Al-Gazali dalam mengembangkan kapabilitas pendidikan dan memberikan dampak yang nyata bagi mahasiswa serta masyarakat luas. Kami berharap kerja sama ini dapat memberikan peluang lebih besar dalam membentuk generasi unggul yang berdaya saing tinggi,” ujarnya.
Ke depannya, diharapkan mahasiswa UIM Al-Gazali akan memiliki kesempatan lebih luas untuk terlibat dalam program-program unggulan APTISI, seperti pertukaran mahasiswa, akses terhadap jaringan penelitian kolaboratif, dan partisipasi dalam kegiatan seminar serta pelatihan nasional.
Dr. Ahmad Hanafi juga mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini dapat mendorong keterlibatan mahasiswa dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang terstruktur dan berkualitas, sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Kami ingin mahasiswa kami tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui berbagai program pengabdian. Hal ini sesuai dengan visi kami di UIM Al-Gazali untuk mencetak lulusan yang siap menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya,” jelasnya.
Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi model bagi perguruan tinggi swasta lain di Indonesia, untuk terus menjalin sinergi demi mencapai tujuan bersama, yakni memberikan pendidikan berkualitas dan berdaya saing tinggi.
“Kami sangat bersemangat untuk melangkah bersama dalam menghadapi masa depan pendidikan yang penuh tantangan namun juga penuh dengan peluang,” tutup Dr. Ahmad Hanafi.
Perkuat Kolaborasi, Tim Manajemen Hotel Dalton Kunjungi UIM
UIM NEWS – Dalam rangka memperkuat kerja sama yang telah terjalin, tim manajemen Hotel Dalton Makassar melakukan kunjungan ke Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali, Kamis (07/11/2024).
Kunjungan ini dipimpin oleh Audi, mewakili pihak manajemen Hotel Dalton, dan disambut hangat oleh Wakil Rektor II UIM, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., bersama Kepala Biro Ahmad Najib, S.Ag., M.Pd., serta beberapa kepala bagian lainnya dari lingkungan UIM Al-Gazali.
Pertemuan ini berlangsung di ruang rapat lantai 3 Gedung Rektorat UIM Al-Gazali dan bertujuan untuk memperkuat sinergi antara dunia akademis dan industri perhotelan.
Diskusi meliputi rencana-rencana strategis yang bertujuan menunjang kebutuhan pendidikan di luar kampus, termasuk penyediaan fasilitas penunjang lainya.
Dalam sambutannya, Badruddin Kaddas menyampaikan apresiasi kepada Hotel Dalton atas inisiatif untuk meningkatkan kolaborasi dengan UIM Al-Gazali.
“Kami sangat menyambut baik komitmen Hotel Dalton dalam menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan pendidikan UIM Al-Gazali. Kolaborasi ini akan menjadi langkah strategis dalam mendukung pengembangan kompetensi mahasiswa,” ujar Badruddin.
Audi, perwakilan dari Hotel Dalton, turut mengungkapkan antusiasme timnya terhadap kelanjutan kerja sama ini.
Ia menegaskan Dalton berkomitmen untuk terus mendukung dunia pendidikan melalui penyediaan fasilitas yang sesuai dengan standar industri.
“Kami melihat UIM Al-Gazali sebagai mitra penting dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Harapan kami adalah agar kerja sama ini terus berlanjut dan semakin bervariasi untuk manfaat bersama,” ungkap Audi.
Kerja sama antara UIM Al-Gazali dan Dalton meliputi berbagai aspek, terutama dalam penyediaan fasilitas penunjang Pendidikan.
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
UIM – Hati adalah bagian terpenting dalam diri seorang hamba. Hati menjadi penentu baik dan buruknya amalan anggota tubuh yang lain, sekaligus menjadi penentu bernilai atau tidaknya amal pemiliknya. Di sisi lain, kemaksiatannya juga sangat merugikan. Selain akan mendatangkan aneka kemaksiatan yang lain, kemaksiatan hati juga dapat menghapus pahala amal yang dilakukan.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ تَفَرَّدَ بِجَلَالِ مَلَكُوْتِهِ، وَتَوَحَّدَ بِجَمَالِ جَبَرُوْتِهِ وَتَعَزَّزَ بِعُلُوِّ أَحَدِيَّتِهِ، وَتَقَدَّسَ بِسُمُوِّ صَمَدِيَّتِهِ، وَتَكَبَّرَ فِي ذَاتِهِ عَنْ مُضَارَعَةِ كُلِّ نَظِيْرٍ، وَتَنَزَّهَ فِي صِفَائِهِ عَنْ كُلِّ تَنَاهٍ وَقُصُوْرٍ، لَهُ الصِّفَاتُ الْمُخْتَصَّةُ بِحَقِّهِ، وَالْآيَاتُ النَّاطِقَةُ بِأَنَّهُ غَيْرُ مُشَبَّهٍ بِخَلْقِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ مَصَابِيْحِ الدُّجَى، وَعَلَى أَصْحَابِهِ مَفَاتِيْحِ الْهُدَى، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً
أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ وَاعْبُدُوْهُ، فَإِنَّ اللهَ خَلَقَكُمْ، لِذَلِكَ قَالَ تَعَالَى: فَمَن كَانَ يَرْجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ الْحَبِيْبُ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Sidang Jumat yang dirahmati Allah
Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt, Dzat yang tak henti-hentinya melimpahkan karunia dan nikmat-Nya kepada kita semua, termasuk nikmat taufik, hidayah, dan nikmat berjamaah seperti sekarang ini.
Shalawat teriring salam semoga tercurah kepada Baginda Alam, Habibana Muhammad saw. Shalawat dan salam juga semoga terlimpah kepada para sahabat, para tabiin, tabi’ tabiin-nya, hingga kepada kita semua selaku umatnya.
Tak lupa melalui mimbar yang mulia ini, khatib berwasiat khusus kepada diri sendiri, umumnya kepada jamaah Jumat sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sebab, hanya bekal takwa kita bisa lebih memaksimalkan ketaatan kita kepada-Nya dan menjauhkan diri dari segala bentuk larangan-Nya.
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Setiap anggota tubuh kita ada bentuk-bentuk maksiatnya. Mulai dari tangan, kaki, mata, telinga, hingga hati. Namun, di antara kemaksiatan paling merugikan yang dilakukan oleh anggota tubuh kita, tampaknya kemaksiatan hati. Mengingat kemaksiatan hati sendiri bersifat tersembunyi, sulit teridentifikasi dan sulit untuk diobati.
Oleh sebab itu, siapa pun yang di antara kita yang hendak menata dan menghindari kemaksiatan seluruh anggota tubuh kita, sebaiknya terlebih dahulu menata dan membersihkan hati. Tak terkecuali dari kebiasaan dan kemaksiatan-kemaksiatan yang biasa dilakukannya.
Kaitan dengan kemaksiatan hati, Syekh Abdullah ibn Hasan dalam kitab Sullam at-Taufiq-nya menguraikan kepada kita setidaknya ada 4 kemaksiatan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Muhammad Nawawi dalam Syarah Sullam at-Taufiq, Terbitan Daru Ihyail-Kutub al-‘Arabiyyah, halaman 63-65.
Maksiat hati yang pertama adalah riya saat beramal. Sebagaimana yang kita maklumi, riya sendiri beramal karena ingin terlihat baik di mata orang lain. Padahal, Allah sendiri telah melarang sifat ini, bahkan menyebutnya sebagai syirik kecil, sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an:
فَمَن كَانَ يَرْجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
Artinya: “Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya,” (QS. Al-Kahfi [18]: 118).
Ditafsirkan para ulama, syirik dalam beribadah pada ayat ini adalah sifat riya atau beramal ingin terlihat orang lain. Selanjutnya, riya juga tidak hanya beramal ingin terlihat orang lain. Tetapi juga takut beramal semata takut terlihat orang lain juga termasuk riya yang dapat menggugurkan pahala amal itu sendiri, dan tergolong maksiat hati dan tercela di mata syariat.
Untuk menjauhi sifat riya, maka marilah kita memperbaiki niat ramal kita. Sayangilah amal kita agar tetap bernilai dan berpahala di sisi Allah. Tanamkan dalam hati, akibat sifat riya, amal yang kita lakukan hanya akan sia-sia dan tanpa balasan dari yang Maha Kuasa.
Selanjutnya, berbuatlah sewajarnya. Jangan pernah berlebihan. Stabilkan hati kita saat berbuat kebaikan. Jangan terganggu jika ada yang memuji amal kita. Begitu pun saat ada yang mencela. Ingat, beramallah karena Allah, bukan karena manusia. Betapa pun besar kecilnya amal, akan tampak di hadapan Allah dan akan dirasakan balasannya:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Artinya: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat biji gandum, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,” (QS. Az-Zalzalah [99]: 7-8).
Hadirin rahimakumullah
Maksiat hati yang kedua adalah rasa ujub. Rasa atau sifat ujub sendiri yaitu melihat kemampuan beramal atau kemampuan taat kepada Allah datang dari diri sendiri. Sama halnya dengan sifat riya, sifat ujub juga dapat menghapus pahala amal. Tak hanya itu, sifat ujub biasanya ditandai dengan sifat takabur, sombong, angkuh, dan menolak kebenaran yang biasanya ditandai dengan melihat diri lebih terhormat, lebih mulia, dan lebih agung dari orang lain, serta melihat orang lain lebih rendah dari kita.
Dalam Al-Qur’an, sifat ujub dan sifat-sifat turunannya ini merupakan sifat yang tidak disukai Allah, sebagaimana dalam ayat yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong,” (QS. An-Nahl [16]: 23).
Selain itu, sifat sombong juga merupakan sifat yang membahayakan dan menjauhkan pelakunya dari balasan surga, sebagaimana yang diingatkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya:
لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
Artinya, “Tidak akan masuk surga bagi seseorang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari sifat takabur,” (HR. Muslim).
Untuk menghindari sifat ujub, sombong, dan takabur ini, maka sadarilah bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah. Semua manusia berasal dari tanah dan tercipta dari air hina. Sadari pula oleh kita bahwa yang membuat hamba istimewa di hadapan Allah hanyalah ketakwaan. Kendati ada perbedaan dan kelebihan harta atau jabatan, semua itu hanya titipan semata dari-Nya.
Sidang Jumat yang berbahagia
Maksiat hati yang ketiga adalah hasud dan dengki. Hasud artinya sifat tidak suka terhadap nikmat yang ada pada orang lain, bahkan jika bisa nikmat itu hilang dari orang tersebut dan beralih kepada diri kita. Sementara sifat dengki adalah menyembunyikan kebencian dan permusuhan terhadap orang lain. Orang yang memiliki sifat-sifat ini selalu merasa berat hatinya jika orang lain mendapat kebaikan atau nikmat.
Dalam Al-Qur’an, Allah sudah mewanti-wanti sifat hasud dan dengki ini. Salah satunya dalam ayat berikut ini:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ
Artinya: “Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain,” (QS. An-Nisa [4]: 32).
Sementara dalam haditsnya, Rasulullah saw juga sudah mengingatkan perihal bahayanya sifat hasud.
إِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Artinya: “Sesungguhnya sifat hasud dapat memakan kebaikan seperti halnya api memakan kayu bakar,” (HR. Abu Dawud).
Selain itu, ada lima bahaya lain bagi pemilik rasa hasud dan dengki, yaitu selalu merasa bingung dan sempit yang tak berkesudahan, musibah yang tak mendapat balasan, bermunculannya perbuatan tak terpuji, terkuncinya pintu hidayah, dan tertimpanya murka Allah.
Untuk menghindari sifat hasud dan dengki, marilah kita memperbanyak syukur dan rasa rida terhadap pemberian Allah. Sebab, datangnya sifat hasud dan dengki ini biasanya datang dari hati yang tidak puas terhadap karunia Allah.
Hadirin rahimakumullah
Terakhir, bentuk maksiat hati adalah merasa ragu kepada Allah dan putus asa terhadap rahmat-Nya. Padahal, selaku seorang mukmin, kita wajib memiliki ‘aqaidul iman dan keyakinan yang kuat terhadap Allah. Yakin terhadap wujud atau keberadaan-Nya dan sifat-sifat wajib lainnya. Keraguan kepada-Nya selain merupakan maksiat hati juga merupakan dosa besar.
Demikian halnya dengan sifat putus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah. Hal itu jelas merupakan hal yang dilarang dan tidak disukai Allah, sebagaimana dalam firman-Nya:
لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ
Artinya: “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Dzat yang mengampuni semua dosa,” (QS. Az Zumar [39]: 53).
Sifat ragu dan putus asa terhadap rahmat Allah, biasanya lahir sifat-sifat buruk lainnya seperti tidak sabar, tidak tawakal, menafikan takdir, bahkan sifat buruk sangka pada Allah.
Sidang Jumat yang dirahmati Allah
Untuk menghindari sifat buruk sangka pada Allah, marilah kita tingkatkan keimanan, keyakinan, dan keilmuan tentang Allah. Ingat, apa pun yang berikan kepada hamba-Nya adalah baik dan mendatangkan hikmah. Hanya pengetahuan kita saja yang terbatas dan tidak mengetahui rahasia-Nya.
Semoga kita jauh dari macam-macam maksiat hati dan diberi pertolongan oleh Allah untuk menjauhinya agar kita mampu menghadap Allah dengan membawa hati yang bersih.
وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ ، يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْن. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلاَلاً طَيِّبًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ. اللّهُمَّ قَنِّعْنَا بِمَا رَزَقْتَنَا وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا أَعْطَيْتَنَا وَاخْلُفْ عَلَيْنَا كُلَّ غَائِبَةٍ لَنَا مِنْكَ بِخَيْرٍ بِرَحْمَتِكَ يآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
M. Tatam Wijaya: Penulis nuonline
UIM Perkuat Kolaborasi dengan Hotel Dalton Makassar
UIM NEWS – Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali menerima kunjungan dari tim manajemen Hotel Dalton Makassar.
Kunjungan ini dipimpin oleh Audi, mewakili Hotel Dalton, dan disambut hangat oleh Wakil Rektor II UIM, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., bersama Kepala Biro Ahmad Najib, S.Ag., M.Pd., serta beberapa kepala bagian lainnya dari lingkungan UIM Al-Gazali.
Pertemuan ini berlangsung di ruang rapat lantai 3 Gedung Rektorat dengan tujuan memperkuat kolaborasi dan kerja sama yang telah terjalin antara kedua belah pihak, Kamis (07/11/2024),
Dalam sambutannya, Badruddin Kaddas menyampaikan apresiasi atas inisiatif Hotel Dalton untuk terus meningkatkan kemitraan dalam bidang pendidikan dan pelayanan.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademis dan industri perhotelan dalam menunjang kebutuhan pendidikan di luar kampus, khususnya fasilitas penunjang dan lingkungan.
“Kami sangat menyambut baik komitmen Hotel Dalton dalam menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan pendidikan UIM Al-Gazali. Kolaborasi ini tentunya akan membawa manfaat besar dalam pembentukan kompetensi,” ujar Badruddin.
Audi, selaku perwakilan Hotel Dalton, juga menyampaikan antusiasme timnya terhadap kerja sama yang telah lama dibangun dengan UIM Al-Gazali.
Menurutnya, sebagai institusi perhotelan yang menjunjung tinggi kualitas pelayanan, Hotel Dalton memiliki komitmen untuk mendukung dunia pendidikan melalui penyediaan fasilitas yang sesuai dengan standar.
“Kami melihat UIM Al-Gazali sebagai mitra yang penting. Harapan kami adalah agar kerja sama ini tidak hanya berlanjut, tetapi juga semakin kuat dan beragam,” ungkap Audi.
Kerja sama antara UIM Al-Gazali dan Hotel Dalton mencakup berbagai aspek, terutama dalam penyediaan fasilitas penunjang pendidikan.
Melalui kolaborasi yang erat ini, UIM Al-Gazali dan Hotel Dalton berkomitmen untuk saling mendukung dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang berkualitas serta membuka peluang baru bagi pengembangan sumber daya manusia yang profesional di bidangnya.
Daftar Penerima Beasiswa UIM, Rekomendasi NU dan Berprestasi
UIM NEWS – Sebanyak 24 Mahasiswa penerima beasiswa rekomendasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Berprestasi dari Univesitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali.
24 Mahasiswa penerima beasiswa ini secara resmi dinyatakan lulus saat melalui proses seleksi yang diumumkan di ruang rapat lantai 3 Gedung Rektorat UIM Al-Gazali, Kamis (07/11/2024).
Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang mendapatkan rekomendasi dari Nahdlatul Ulama (NU) serta mereka yang menunjukkan prestasi gemilang dalam bidang akademik dan non-akademik.
Pemberian beasiswa ini menjadi bagian dari visi besar UIM Al-Gazali yang senantiasa mengedepankan kualitas pendidikan serta mendukung semangat organisasi NU dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Beasiswa ini berupa potongan biaya pendidikan sebesar 50% yang berlaku selama dua semester, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan potensi mereka tanpa terkendala oleh masalah biaya pendidikan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor II UIM Al-Gazali, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., Kepala Biro, Ahmad Najib, S.Ag., M.Pd., Kepala Bagian Kemahasiswaan, Fathuddin, S.Sos, serta para mahasiswa penerima beasiswa.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor II UIM Al-Gazali, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., mengungkapkan pentingnya beasiswa ini bagi mahasiswa sebagai motivasi untuk terus berprestasi dan mencapai tujuan akademik mereka.
“Beasiswa ini tidak hanya sebagai bentuk dukungan finansial, tetapi juga sebagai penghargaan terhadap kerja keras dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh mahasiswa, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kemahasiswaan, Fathuddin, S.Sos., mengatakan pemberian beasiswa ini merupakan wujud nyata dari komitmen UIM Al-Gazali dalam mendukung pendidikan di bawah naungan NU.
“Kami berharap dengan adanya beasiswa ini, mahasiswa yang terpilih dapat lebih fokus dalam mengembangkan kemampuan mereka dan berkontribusi dalam kemajuan bangsa, terutama dalam konteks pendidikan berbasis Islam yang menjadi pondasi UIM Al-Gazali,” jelasnya.
Beasiswa yang diberikan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi mahasiswa dalam mencapai cita-cita mereka, sekaligus memperkuat hubungan antara UIM Al-Gazali dan NU.
Daftar nama penerima beasiswa rekomendasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Berprestasi
- Nur Fahmianti, Program Studi Farmasi
- Abdillah Ibnu Umar, Program Studi Ilmu Komunikasi
- Adeliah Kasim, Program Studi Keperawatan
- Fatimah Azzahra Ismail, Program Studi Farmasi
- Anggun Nafisah Azzahra, Program Studi Keperawatan
- Suci Rahmawati, Program Studi Adiministarsi Publik
- Fitrianti, Program Stusi Keperawatan
- Muh Rifki Faried, Program Studi Administrasi Publik
- Muh. Rifai Rizal, Program Studi Ilmu Hukum
- Muh. Aidil Nur, Program Studi Teknik Sipil
- Setiana, Program Studi Teknik Informatika
- Putri Nabila, Program Studi Teknik Elektro
- Alfira Nur Auliyah, Program Studi Keperawatan
- Afdal Syahreza Amir, Program Studi PGSD
- Riski Hardiansa, Program Studi Teknik Sipil
- Muh. Aksan Al Facrruzy, Program Studi Pendidikan Agama Islam
- Raihan Noufal Ramadhan, Program Studi Teknik Industri
- Muthia Rizky Wardana, Program Studi Ekonomi Syariah
- Ahmad Aprisal, Program Studi PGSD
- Raindiawan R, Ilmu Hukum
- Muh Nur Fajar, Program Studi Ilmu Hukum
- Hesti Amelia, Program Studi PBSI
- Risma Andrian, Program Studi Pendidikan Agama Islam
- Andi Marhaban Samad, Program Studi Pendidikan Agama Islam
UIM Beri Beasiswa untuk 24 Mahasiswa NU Berprestasi
UIM NEWS – Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan dan pengembangan talenta terbaik melalui pemberian beasiswa kepada 24 mahasiswa.
Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang mendapatkan rekomendasi dari Nahdlatul Ulama (NU) serta mereka yang menunjukkan prestasi gemilang dalam bidang akademik dan non-akademik.
Pemberian beasiswa ini menjadi bagian dari visi besar UIM Al-Gazali yang senantiasa mengedepankan kualitas pendidikan serta mendukung semangat organisasi NU dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Beasiswa ini berupa potongan biaya pendidikan sebesar 50% yang berlaku selama dua semester, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan potensi mereka tanpa terkendala oleh masalah biaya pendidikan.
Penyerahan beasiswa ini ditandai dengan surat keputusan yang dilaksanakan di ruang rapat lantai 3 Gedung Rektorat UIM Al-Gazali, Kamis (07/11/20240.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor II UIM Al-Gazali, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., Kepala Biro, Ahmad Najib, S.Ag., M.Pd., Kepala Bagian Kemahasiswaan, Fathuddin, S.Sos, serta para mahasiswa penerima beasiswa.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor II UIM Al-Gazali, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., mengungkapkan pentingnya beasiswa ini bagi mahasiswa sebagai motivasi untuk terus berprestasi dan mencapai tujuan akademik mereka.
“Beasiswa ini tidak hanya sebagai bentuk dukungan finansial, tetapi juga sebagai penghargaan terhadap kerja keras dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh mahasiswa, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kemahasiswaan, Fathuddin, S.Sos., mengatakan pemberian beasiswa ini merupakan wujud nyata dari komitmen UIM Al-Gazali dalam mendukung pendidikan di bawah naungan NU.
“Kami berharap dengan adanya beasiswa ini, mahasiswa yang terpilih dapat lebih fokus dalam mengembangkan kemampuan mereka dan berkontribusi dalam kemajuan bangsa, terutama dalam konteks pendidikan berbasis Islam yang menjadi pondasi UIM Al-Gazali,” jelasnya.
Beasiswa yang diberikan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi mahasiswa dalam mencapai cita-cita mereka, sekaligus memperkuat hubungan antara UIM Al-Gazali dan NU.
Selain itu, beasiswa ini juga diharapkan dapat menjadi pemicu bagi mahasiswa lainnya untuk terus berusaha dan berprestasi, serta menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam berbagai bidang.
Dengan berbagai program beasiswa yang terus berkembang, UIM Al-Gazali berkomitmen untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki karakter dan integritas yang kuat sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh NU.
Ketua LKIA UIM: Tidak Ada Doa yang Sia-sia
Ketua Lembaga Kajian Islam Aswaja (LKIA) UIM Al-Gazali: Dr. KH. Masykur Yusuf, M.Ag
UIM NEWS – Sebagai umat muslim, kita kerap merasa doa-doa kita tidak dikabulkan oleh Allah. Lantas, mengapa tidak semua doa dikabulkan oleh Allah?
Umat muslim dianjurkan untuk selalu berdoa dan hanya meminta kepada Allah swt. Namun, menurut para ulama tidak semua doa yang dipanjatkan itu diijabah oleh Allah dengan sejumlah alasan.
Sejumlah ulama mengatakan bahwa setiap doa yang dipanjatkan pasti akan dikabulkan oleh Allah swt. Hal ini sebagaimana penafsiran terhadap surat Al-Mu’min ayat 60 berikut ini:
ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ
Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu’min:60).
Sering kita mendengar curhat dari umat.Sepertinya saya doaku tidak diterima? Sering ada orang begitu kan? katakan kenapa Anda mengatakan begitu begitu karena keliru memahami hakikat doa.
Bukankah kita sering berdoa meminta kesehatan dan Allah kabulkan?.inilah yang banyak orang tidak menyadari karena kita sehat berarti doa diterima Allah. Apa yang paling pertama kita minta kalau kita berdoa? Pasti Kesehatan baru kita katakan tidak diterima.
Tidak diterima kapan doa aku. Macam-macam alasannya dalam kehidupan ini sehingga selalu menganggap doanya tidak diterima bahkan sering keluar kalimat doaku sia-sia. Oleh karena itu mari kita melihat benarkah itu tidak ada yang sia-sia.
Pertama doa itu perintah, perintah kalau perintah dilaksanakan atau tidak?.Karena perintah berdoalah terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 186 “Ketika mereka bertanya tentang Aku maka katakanlah bahwa Aku dekat kalau mereka berdoa pasti Aku akan terima.
Sebagian umat Islam ketika berdoa ingin instan, seperti kita membeli kue, diserahkan uang tak langsung mau dapat kuenya.Sama halnya baru satu kali salat sudah mau diterima padahal harus maksimalkan dulu ibadah kita kepada Allah swt baru minta kepada Allah.Sekali lagi doa adalah perintah kalau perintah harus dilaksanakan.