Ramadan dengan Cinta 26: Ayat-ayat Cinta

Oleh: Rektor Univesrsitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag
UIM – Ayat juga biasa diterjemahkan dengan tanda atau alamat (alamah). Maksudnya bahwa ayat adalah tanda kekuasaan Allah swt Sang maha Pencipta alam semesta. Tanda bahwa Allah swt Maha Ada dan Maha Pencipta makhluknya, dapat dilihat pada alam semesta yang biasa disebut dengan ayat-ayat kauniyah (ciptaan). Sementara ayat-ayat dalam bentuk ucapan (firman) disebut dengan ayat-ayat qauliyah.
Ada yang berkata, jika ayat qauliyah yang terdapat dalam al-Qur’an diformat dalam bentuk ciptaan, maka itulah alam semesta (ayat kauniyah). Sebaliknya, andai ayat kauniyah diubah bentuk menjadi ucapan (verbal dalam bentuk firman) maka itulah al-Qur’an (ayat-ayat qauliyah) yang terbaca dalam susunan mushaf. Kalua demikian antara al-Qur’an dan alam semesta saling ,enjelaskan antara satu dengan lainnya.
Mengkaji, meneliti dan mengamati fenomena alam semesta adalah membaca ayat-ayat Tuhan dalam bentuk kauniyah, ini yang sering dilakukan oleh akademisi di kampus, apalagi di dunia yang minoritas muslim penduduknya.
Ilmu pengetahuan alam, ilmu biologi dan ilmu-ilmu lainnya hakikatnya adalah ilmu yang bersumber dari ayat-ayat Tuhan. Seharusnya tujuan mempelajari ilmu ilmu tersebut menghadirkan suasana batin akan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa. Mencintai ilmu berarti mencintai ayat-ayat Tuhan. Sikap seperti ini adalah sikap orang yang tawadhu dengan ilmunya, tidak melahirkan kesombongan intelektual yang justru semakin menjauhkan seseorang dari Tuhan-Nya.
Ilmu pengetahuan dan al-Qur’an memiliki hubungan erat dan saling menunjang. Keduanya dapat saling melengkapi dalam menafsirkan alam semesta. Dalam keseharian, ayat al-Qur’an mengajarkan kebaikan dan etika, sehingga menjadi penyeimbang dalam perkembangan sains. Ayat al-Qur’an dapat mendukung kegiatan ilmiah sedangkan ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan mendalam yang bersumber kepada wahyu Allah.
Korelasi ilmu pengetahuan dan ayat-ayat al-Qur’an secara dialogis, yaitu hubungan antara sains dan agama yang saling melengkapi. Bisa juga dipahami secara integratif, yaitu hubungan antara sains dan ayat al-Qur’an terintegrasi antara satu dengan lainnya.
Hanya sayangnya, intensitas muslim yang lebih banyak membaca ayat-ayat qauliyah memang sangat minim jika dibandingkan membaca dalam bentuk ayat-ayat kauniyah. Idealnya keduanya berjalan sebanding antara literasi alam semesta dan literasi mushaf al-Qur’an. Al-Qur’an adalah ayat-ayat cinta dari Allah, mencintai ayat-ayat-Nya merupakan wujud cinta kepada Allah. Cinta kepada ayat-ayat-Nya dapat diwujudkan dengan membacanya, memahaminya, menelitinya, dan mengamalkannya.
Ibarat menerima surat cinta dari kekasih yang kadang dibaca berulang-ulang tak bosan-bosannya, demikianlah seorang mukmin yang membaca al-Qur’an merasakan cinta hakiki, sumber dari segala sumber cinta. Berdialog dan bercengkrama dengan Tuhan melalui ayat-ayat-Nya dengan hati, pikiran, mata dan lisan. Berlama-lama dengannya adalah kenikmatan yang sangat indah dan menakjubkan. Al-Qur’an dan alam semesta adalah ayat yang menginspirasi dan menumbuhkan rasa cinta, menuntun dalam menjalani hidup. Alamat yang tepat untuk menyalurkan cinta kepada-Nya.