PKM UIM dan PKK Bilanrengi Ubah Sampah Organik Jadi Sabun Eco Green
UIM NEWS – Dalam upaya mendukung program lingkungan berkelanjutan, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali melakukan pendampingan bagi PKK Desa Bilanrengi, Kabupaten Gowa, untuk mengolah sampah organik menjadi produk sabun cair ramah lingkungan.
Inisiatif ini dipimpin oleh apt. Andi Dian Astriani, S.Farm., M.Si, dan melibatkan dosen serta mahasiswa UIM Al-Gazali sebagai anggota tim.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan dalam memilah dan mengolah sampah organik menggunakan teknologi fermentasi.
Hasil akhirnya berupa sabun cair eco green, produk yang dapat digunakan sebagai alternatif sabun rumah tangga dengan nilai ekonomis.
“Melalui teknologi fermentasi, sampah organik dapat diubah menjadi sabun cair yang tidak hanya bermanfaat untuk rumah tangga, tetapi juga memiliki potensi menjadi produk unggulan PKK Desa Bilanrengi,” ujar apt. Musdalifah, S.Si., M.Si., salah satu anggota tim PKM.
Muhammad Amir C., selaku Sekretaris Desa Bilanrengi, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pelatihan inovatif ini.
“Alhamdulillah, atas nama Pemerintah Desa Bilanrengi, kami mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan kegiatan ini. Program ini membuka peluang bagi kami untuk memanfaatkan sampah organik menjadi produk bermanfaat. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat berkelanjutan, bahkan dapat dikembangkan ke sektor lain seperti pertanian atau peternakan,” ungkapnya.
Pelatihan ini juga disambut baik oleh Suriani Basri, Ketua Pokja 3 PKK Desa Bilanrengi, yang menilai bahwa program ini selaras dengan misi PKK dalam mengurangi sampah dan mengolahnya menjadi produk ekonomis.
“Kami bersyukur karena mendapat pelatihan dari tim UIM Al-Gazali. Kami jadi lebih paham cara memilah sampah organik dan non-organik. Produk sabun cair ini juga menghemat pengeluaran rumah tangga. Kami berharap program ini dapat berlanjut agar PKK Desa Bilanrengi semakin mandiri,” ujarnya.
Menurut apt. Andi Dian Astriani, pemilihan sabun cair sebagai produk hasil fermentasi sampah organik didasarkan pada pertimbangan praktisnya sabun cair dalam penggunaan sehari-hari.
Pembuatan sabun eco green ini menggunakan bahan Metil Ester Sulfonat (MES) sebagai alternatif surfaktan ramah lingkungan, yang aman dan lembut di kulit.
“Sabun cair dari sampah organik ini diharapkan tidak hanya sebagai solusi lingkungan, tetapi juga sebagai produk yang layak dipasarkan oleh PKK Desa Bilanrengi,” jelas Andi Dian Astriani.
Program pengabdian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, pada Juli 2024, berupa penyuluhan tentang pemilahan sampah dan pelatihan fermentasi sampah organik.
Fermentasi ini melibatkan mikroorganisme khusus dan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Pada tahap kedua, yang berlangsung pada 30 Oktober 2024, peserta dilatih untuk memproduksi sabun cair eco green.
Anggota PKK yang telah mencoba produk sabun cair eco green ini memberikan testimoni positif. “Sabunnya harum, lembut di tangan, dan berbusa,” ujar salah seorang anggota PKK Desa Bilanrengi.
Selain itu, seorang pengguna lainnya memuji efektivitas sabun ini, “Sabunnya bisa menghilangkan noda minyak dan kotoran dalam sekali bilas, terima kasih atas inovasi dari dosen Universitas Islam Makassar.”
Program ini merupakan bukti kontribusi UIM dalam mendukung kesejahteraan masyarakat melalui inovasi ramah lingkungan. Tim PKM berharap agar pelatihan ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi masyarakat dalam memanfaatkan limbah organik secara produktif.