UIM Bahas Penguatan Sistem Akademik dan Laboratorium Mahasiswa
UIM NEWS – Wakil Rektor II Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D, memimpin rapat mengenai pengelolaan sistem akademik dan pengembangan laboratorium praktik bagi mahasiswa.
Rapat yang diadakan di ruang rapat lantai 3 Gedung Rektorat ini dihadiri oleh Kepala Biro, Wakil Dekan II, Asisten Direktor, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Pusat ICT, Sekretaris, dan Kepala Laboratorium lingkup UIM Al-Gazali.
Dalam rapat tersebut, Badruddin Kaddas menekankan meskipun sistem yang ada saat ini telah berjalan, masih terdapat beberapa aspek yang perlu dibahas demi pengembangan lebih lanjut.
Salah satu poin penting yang diangkat adalah mengenai anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem akademik, terutama terkait dengan penyesuaian yang mungkin muncul.
“Selain itu, ada juga usulan untuk merasionalisasi pembayaran tugas akhir yang dikenakan kepada mahasiswa, dengan beberapa komponen yang mungkin perlu dikurangi. Namun, tentu hal ini masih harus dibahas lebih lanjut,” tambah Badruddin.
Dalam konteks pengembangan laboratorium, Badruddin menggarisbawahi, beberapa program studi seperti Teknik, Perawatan, dan Farmasi sangat membutuhkan keberadaan laboratorium yang berfungsi dengan baik.
“Berbeda dengan ilmu sosial yang mungkin masih bisa berjalan tanpa laboratorium fisik, jurusan-jurusan yang lebih teknis seperti teknik dan farmasi sangat bergantung pada fasilitas laboratorium,” jelasnya.
Ia juga menyoroti tantangan biaya operasional laboratorium yang perlu diperhatikan.
Jika biaya operasional tidak terpenuhi, maka hal ini dapat menghambat proses belajar mengajar di fakultas.
“Kita perlu memastikan bahwa proses ini berjalan dengan baik. Penting untuk menyamakan persepsi, terutama terkait pengajuan dana dan bagaimana agar pengelolaan keuangan menjadi lebih rapi, baik di tingkat fakultas maupun universitas,” ungkapnya.
Salah satu masalah yang diidentifikasi dalam rapat adalah akses fakultas terhadap sistem keuangan terkait pembayaran laboratorium.
Badruddin menyoroti beberapa fakultas saat ini tidak memiliki akses ke sistem keuangan untuk melihat data pembayaran laboratorium, khususnya dalam penggunaan Smart Campus.
“Ini adalah sesuatu yang perlu dibicarakan lebih lanjut,” tegasnya.
