UIM Komitmen Cipta Lingkungan Kampus Aman
UIM NEWS – Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali kembali menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen menciptakan lingkungan akademik yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
Komitmen ini ditunjukkan melalui keikutsertaan UIM Al-Gazali dalam program nasional pencegahan kekerasan di kampus yang digagas oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX.
Dukungan penuh dari LLDIKTI Wilayah IX diwujudkan melalui program Podcast LLDIKTI bertajuk “Satu Komitmen, Seribu Aksi: Perguruan Tinggi Bersatu Wujudkan Kampus Tanpa Kekerasan.”
Program ini menghadirkan para pimpinan kampus, pengelola kemahasiswaan, serta berbagai pemangku kepentingan untuk menyuarakan pentingnya upaya kolektif dalam menciptakan ruang belajar yang aman bagi seluruh civitas akademika.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Dr. Andi Lukman, menegaskan kampus harus menjadi ruang tumbuh yang sehat dan bebas dari ancaman kekerasan dalam bentuk apa pun.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan komitmennya mendukung penuh seluruh perguruan tinggi di wilayah kerjanya.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap perguruan tinggi mampu memberikan rasa aman kepada mahasiswanya. Lingkungan kampus harus bersih dari kekerasan, perundungan, maupun pelecehan. LLDIKTI siap mendampingi, memfasilitasi, dan mendorong perguruan tinggi untuk bergerak bersama,” tegasnya.
UIM Al-Gazali menjadi salah satu kampus yang mengikuti kegiatan tersebut dan terus menunjukkan progres dalam penguatan sistem perlindungan mahasiswa.
Berbagai langkah telah diambil, termasuk sosialisasi anti-kekerasan, penguatan regulasi internal, serta penyediaan layanan pelaporan yang cepat dan responsif.
Kepala Fungsional Kemahsiswaan UIM Al-Gazali, Fathuddin, S.Sos., yang turut mengikuti kegiatan ini, menyampaikan UIM sangat serius memastikan lingkungan kampus steril dari praktik-praktik kekerasan.
“UIM Al-Gazali tidak hanya sekadar ikut serta, tetapi benar-benar berkomitmen untuk menjalankan langkah nyata. Kami terus memperkuat edukasi bagi mahasiswa dan dosen, membangun mekanisme pelaporan yang mudah, serta memastikan setiap aduan ditangani secara profesional,” ujarnya.
Ia menambahkan partisipasi UIM dalam program LLDIKTI ini menjadi bukti bahwa kampus terus berbenah dan memperkuat budaya akademik yang humanis.
“Kami ingin semua mahasiswa merasa aman untuk belajar, berkarya, dan berkembang. Ini bukan hanya program, tetapi tanggung jawab moral dan institusional,” tambahnya.
Melalui kolaborasi antara UIM Al-Gazali dan LLDIKTI Wilayah IX, diharapkan gerakan kampus bebas kekerasan dapat terus meluas dan memberi dampak positif bagi seluruh perguruan tinggi di Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara.
Upaya ini sekaligus menegaskan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga ruang pembentukan karakter yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan etika.
