Gandeng UIM , Nahdliyin Kembangkan Agrobisnis Santri

UIM NEWS – Komitmen untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui pengembangan komoditi unggulan berbasis santri mulai diwujudkan.

Ketua Yayasan Nahdliyin La Temmasonge, Andi Tansi, S.Pd.I., M.Pd.I., melakukan kunjungan resmi ke pusat budidaya Sahabat Jamur milik Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali, Senin (30/06/2025).

Unit ini berada di bawah naungan Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian UIM, dan telah lama dikenal sebagai pionir pengembangan pangan jamur di Indonesia Timur.

Kunjungan ini bertujuan menjalin kemitraan strategis antara Fakultas Pertanian UIM dan Pondok Pesantren Nahdliyin Agrobisnis dalam pengembangan komoditi unggulan, khususnya jamur tiram.

Kemitraan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem agribisnis berbasis pesantren yang mandiri dan berkelanjutan.

Dekan Fakultas Pertanian UIM Al-Gazali, Dr. Herman Nursaman, M.P., menyambut positif kunjungan tersebut dan menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendampingi pengembangan jamur di lingkungan pesantren.

“Ini merupakan langkah strategis yang sangat positif dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pendidikan vokasional, dan pengajaran berbasis komoditi. Kami siap memberikan ruang bagi santri yang berminat mendalami pertanian berkelanjutan, khususnya komoditas jamur, untuk melanjutkan studi di Prodi Kehutanan UIM,” ujarnya.

Dr. Herman menambahkan UIM Al-Gazali membuka pintu selebar-lebarnya bagi pondok pesantren yang ingin bertransformasi menjadi pusat kewirausahaan berbasis pangan lokal.

Ketua Yayasan Nahdliyin La Temmasonge, Andi Tansi, menyampaikan potensi pengembangan jamur di wilayah Kabupaten Bone sangat besar. Dengan melibatkan santri sebagai aktor utama, peluang ini bisa dikembangkan menjadi basis ekonomi pesantren yang kuat.

“Kami sangat berharap kolaborasi ini bisa segera direalisasikan. Pondok pesantren bisa menjadi pusat produksi dan edukasi jamur sebagaimana yang telah dilakukan oleh mahasiswa UIM. Ini juga membuka peluang besar bagi para santri untuk tumbuh menjadi pelaku usaha di sektor pangan yang menjanjikan,” tuturnya.

Menurutnya, semangat kewirausahaan harus mulai ditanamkan di kalangan santri, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pesantren, tetapi juga untuk menjadi kekuatan ekonomi umat di masa depan.

Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Muh Ichwan Kadir, S.Hut., M.Hut., Kepala Laboratorium Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan Kewirausahaan UIM Al-Gazali, yang menjadi penggerak utama dalam pengembangan Sahabat Jamur. Ia menyampaikan komitmennya untuk menjalin forum pembelajaran antara mahasiswa dan santri.

“Kami akan membangun forum komunikasi antara mahasiswa dan santri agar terjadi proses belajar bersama. Santri tidak hanya dibekali teknis budidaya, tapi juga semangat kewirausahaan. Inilah nilai tambah dari kemitraan ini,” jelas Ichwan.

Ia juga menjelaskan pengembangan jamur tiram saat ini telah memasuki tahap diversifikasi produk, mulai dari jamur segar, olahan krispi, hingga pengemasan modern untuk pasar UMKM.

Hal ini dapat ditularkan ke lingkungan pondok pesantren yang mulai bergerak ke arah agrobisnis produktif.

Sebagai tindak lanjut dari kunjungan ini, kedua belah pihak sepakat untuk segera menyusun Memorandum of Agreement (MoA) sebagai dasar formal kerja sama.

Tak hanya itu, Fakultas Pertanian UIM juga merencanakan kunjungan balasan ke Pondok Pesantren Nahdliyin Agrobisnis untuk memberikan pelatihan teknis langsung kepada para santri terkait budidaya jamur dan pengelolaan pasca panen.

Kolaborasi ini diyakini akan menjadi model sinergi yang baik antara dunia pesantren dan pendidikan tinggi dalam membangun kemandirian ekonomi umat.

Melalui penguatan kapasitas santri dan pengembangan pertanian berkelanjutan, pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga basis pemberdayaan ekonomi masyarakat.