Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UIM: Tabayun Kunci Tangkal Hoaks
UIM NEWS – Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali, Ardiansyah, S.Sos., M.Ikom, menekankan pentingnya bersikap tabayun atau melakukan verifikasi informasi dalam menghadapi hoaks yang semakin marak di era digital saat ini.
Pernyataan ini disampaikan dalam ceramah singkatnya saat membawakan Kuliah Tujuh Menit (Kultum) Dzuhur di Masjid Ash Shahabah UIM Al-Gazali, Selasa (08/10/2024).
Dalam ceramah tersebut, Ardiansyah menekankan bahwa sebagai akademisi, mahasiswa dan dosen memiliki tanggung jawab moral untuk berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi.
“Di era digital ini, setiap individu memiliki akses yang sangat mudah untuk mendapatkan dan membagikan informasi, namun kita harus bijaksana dalam menyaring dan memverifikasi keabsahan setiap informasi yang diterima sebelum disebarluaskan kepada masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ardiansyah menjelaskan banyaknya informasi palsu atau hoaks yang beredar di media sosial dapat merusak tatanan sosial, menciptakan ketegangan, dan memecah persatuan di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu, khususnya kalangan akademisi, untuk memiliki literasi informasi yang baik guna mampu membedakan mana informasi yang valid dan mana yang tidak.
“Tabayun adalah salah satu prinsip utama dalam Islam yang mengajarkan kita untuk selalu memeriksa kebenaran sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi. Sebagai mahasiswa dan insan akademisi, kita memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam hal ini. Jangan sampai kita menjadi penyebar hoaks yang dapat merusak kredibilitas akademik dan tatanan sosial,” tambahnya.
Ardiansyah juga mengingatkan peran akademisi dalam menjaga integritas informasi bukan hanya sekadar kepentingan pribadi, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan tinggi.
Dengan semakin meningkatnya arus informasi di era digital, akademisi dituntut untuk lebih kritis dan selektif dalam menyaring informasi.
“Kita harus bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dalam hal menangani informasi, terutama yang berasal dari media sosial. Ketika kita menyebarkan informasi tanpa melakukan tabayun, itu bisa berdampak buruk, baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Maka dari itu, mari kita jadikan tabayun sebagai prinsip dalam menghadapi informasi apa pun,” tegas Ardiansyah.
Sebagai penutup, Ardiansyah mengajak para mahasiswa UIM Al-Gazali untuk terus meningkatkan literasi digital mereka dan lebih selektif dalam memilih sumber informasi.
Ia juga mengajak mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam memerangi hoaks dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya.
“Kita berada di era di mana informasi dapat tersebar dengan sangat cepat. Oleh karena itu, mari kita jadikan diri kita sebagai bagian dari solusi dengan selalu tabayun dan tidak menjadi bagian dari masalah dengan menyebarkan informasi yang tidak benar,” tutupnya.
Pesan ini menjadi pengingat penting bagi seluruh sivitas akademika UIM Al-Gazali dalam menghadapi tantangan di era informasi digital.
Dengan terus meningkatkan literasi digital dan mengedepankan prinsip tabayun, diharapkan para mahasiswa dan dosen dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas informasi di tengah masyarakat.
