MoU dengan Pemda Jeneponto, UIM Tempatkan 625 Mahasiswa KKN Tematik Desa Wisata

Bupati Kabupaten Jeneponto, Drs Iksan Iskandar melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Islam Makassar (UIM) dalam program merdeka belajar.
Melalui Mou tersebut UIM menempatkan 625 mahasiswa KKN Tematik Desa Wisata di Jeneponto. Mahasiswa ini akan tersebar di 31 desa dari 11 kecamatan.
“Terima kasih atas kado istimewa UIM dengan mengutus 625 mahasiswa KKN Tematik ke Jeneponto. Dengan potensi yang dimiliki, mahasiswa KKN UIM bisa memberikan hal terbaik kepada masyarakat Jeneponto,” ujar Iksan Iskandar saat menerima Rektor UIM , DR Andi Majdah M Zain bersama WR I Prof DR Arfin Hamid SH MH, Wakil Rektor III DR Nurdin, Ketua LP2M Dr Ir Syarifuddin Modding MT, Dekan Fakultas Tehnik DR Suradi Najamuddin, Kabag Humas dan Kerjasama dr Wachyudi Muchsin Sked SH MKes, Kamis,(6/10/2022).
Kata Iksan, melalui MoU ini pihaknya juga mendukung program merdeka belajar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.
“Apalagi, telah dilakukan perjanjian kerjasama antara pemerintah Kabupaten Jeneponto bersama UIM,” jelasnya.
Rektor UIM, DR Ir Andi Majdah M Zain mengatakan, Kabupaten Jeneponto memiliki potensi wisata serta sumber daya alam yang sangat mendukung program merdeka belajar.
Kata dia, melalui program ini terdapat kemandirian, inovasi dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran.
“Mahasiswa sebagai peserta didik tidak lagi harus mengikuti kurikulum yang tersedia. Namun, bisa menggunakan metode belajar yang paling cocok digunakan, sehingga kampus bisa menentukan pendidikan terbaik bagi,” paparnya.
“Bukan hanya kampus, mahasiswa bisa bersaing di dalam industri dengan mengerjakan proyek wirausaha. Termasuk mengajar di desa dan membangun proyek dalam penelitian,” tambahnya.
Wakil Rektor I UIM, Prof DR Arfin Hamid SH MH menambahkan, 624 mahasiswa KKN tematik disebar di 31 desa serta kelurahan. Mereka harus bisa berkolaborasi dengan warga setempat serta membuat program yang langsung menyentuh dengan masyarakat tanpa melupakan protokol kesehatan, sebab sampai saat ini Covid-19 belum menghilang dari muka bumi.
“Era saat ini merupakan era kolaborasi dan maju bersama. Tidak berlaku lagi istilah saling mengalahkan. Tapi bagaimana bisa sama-sama berkolaborasi untuk kontribusi bagi kecerdasan anak bangsa,” jelasnya. (*)