UIMsmart News — Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) DR Ir Hj A Majdah M Zain MSi melantik Prof DR HM Arfin Hamid SH MH sebagai Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik dan Kerjasama UIM di auditorium KH Muhyiddin Zain.

Sekretaris PWNU Sulsel itu menggantikan almarhum DR HM Arfah Siddiq MA, sebelumnya menjabat WR V Bidang Kerjasama. “Selanjutnya bidang akademik, penelitian, pengabdian dan kerjasama dibawah koordinasi WR I,” ujar Majdah di kampus UIM, Kamis (7/1/2021).

Majdah menjelaskan sesuai arahan Ketua Yayasan Algazali (Hj Fatima Kalla) jabatan WR I tidak boleh lama kosong karena bidang akademik merupakan roh dan jantungnya perguruan tinggi (PT).

Penggabungan bidang kerjasama ke WR I dinilai tepat karena selama ini bidang akademik akan semakin optimal jika didukung oleh kerjasama, baik antara PT hingga dengan industri, sebagai pengembangan kualitas mahasiswa dan alumni.

Ketua PW Muslimat NU Sulsel tersebut menekan sejumlah “pr” yang menjadi prioritas pekerjaan untuk WR I UIM yang baru. Mulai dari mengawal peningkatan akreditasi, penjaminan mutu prodi dan pembenahan SDM.

“Karena ada tiga hal yang menjadi sorotan BANPT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) yakni penjaminan mutu, SDM dan kurikulum,” urai Majdah.

Tiga hal ini pula diakui Majdah, yang menjadi obsesinya dan ditekankan kepada WR I UIM sebelumnya. “Tentunya hal terbaik yang kita lakukan mengenang almarhum (Arfah Siddiq) dengan melanjutkan apa yang menjadi keinginannya. Almarhum saat  WR1 selalu belajar MBKM,” kenangnya.■ fir

Oleh: Ahmad M. Sewang, Ketua Umum DPP IMMIM

UIMsmart News — Sejak di S1 saya mengenal almarhum, lebih akrab lagi ketika bersama aktif di IMMIM menyambut kedatangan abad ke-15 hijriyah di tahun 1979. Kita waktu itu masih pengurus remaja masjid di bawah yuridiksi DPP IMMIM, almarhum di Jl. Kandea, dan saya di Jl. Maipa, Masjid Aqsha.

Di DPP IMMIM ada Majalis Pemuda yang diketuai almarhum Moh Yamin Amna BA. Dalam rangka menyambut abad ke-15 Hijriah itulah Bang Yamin mengkoordinir perlombaan cerdas cermat Alquran dan sirah Nabawi yang dipusatkan di Islamic Centre IMMIM.

Almarhum Arfah Shidiq begitu sibuk waktu itu, karena beliau terlibat sebagai panitia.
Cerdas cermat begitu ramai peminatnya, sampai Aula IMMIM membeludak peminatnya disebabkan semua grup remaja masjid di seluruh kota Makassar yang tersebar di semua kecamatan dilibatkan.

Setelah kami ditakdirkan melanjutkan studi di Fakultas Pascasarjana di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1987, kami bertemu lagi. Saya mewakili IAIN Alauddin sedang beliau mewaki IKIP Makassar.

Kelebihan beliau yang, terus terang, yang kami tidak miliki adalah bisa menempatkan diri sebagai penasehat jika ada teman yang over acting. Sehingga teman-teman mahasiswa, khusus dari Makassar, selalu menjaga prilakunya tetap dalam bingkai akhlakul karimah.

Di belakang saya sadari bahwa dalam setiap komunitas seharusnya ada yang selalu berperan sebagai penasehat. Sebab tidak ada jaminan pada setiap orang bisa selamanya berdiri di atas jalan lurus. Dari sini jika dikenang interaksi selama studi di Jakarta seharusnya kita semua berterima kasih pada almarhum yang boleh dikata mampu mengambil posisi sebagai penyelamat.

Setelah selesai studi, kami kembali ke Makassar. Awalnya, beliau dosen tetap di IKIP, tidak lama beliau pindah ke Kopertis kemudian dosen DPK di UMI (Universitas Muslim Indonesia) dan sempat meraih karir sebagai Wakil Rektor IV dan kemudian melanjutkan sebagai Wakil Rektor I di Universitas Islam Makassar (UIM) sebelum ajal datang menjemput.

Di samping telah mewakafkan diri sebagai tenaga edukasi juga memenuhi panggilan agamanya sebagai mubalig. Sudah tiga kepemimpinan di DPP IMMIM, beliau selalu duduk sebagai pengurus di lembaga mubalig itu, sejak kepemimpinan almarhum, Allahuyarham, H. Fadli Luran, Drs. AGH Muhammad Ahmad, sampai di bawah kepemimpinan saya.

Ketika saya terpilih pada periode ke 2 kalinya, lagi-lagi saya minta pada beliau duduk sebagai pengurus, beliau pun masih siap dengan senang hati. Sepanjang kepungurusan saya, kami selalu bisa bekerja sama dengan baik. Beliau adalah seorang sahabat yang baik, mubalig senior yang banyak memberi kontribusi pemikiran.

Saya bisa mengambil kesimpulan, “Almarhum Dr HM Arfah Shidiq MA seorang hamba Allah yang bergerak terus, tanpa mengenal halte sebagai pendidik dan mubalig.” Dalam diri seorang pejuang, memang ada komitmen, satu-satunya halte pemberhentian jika ajal sudah datang menjemput.”

Mari kita mendoakan semoga semua amal jariah yang telah ditinggalkan mendapat pahala di sisi Yang Maha Pengasih. Akhirnya, saya mengucapkan selamat jalan sahabatku, “ENGKAU TELAH MEWAKAFKAN SELURUH HIDUPMU DI DUNIA PENDIDIKAN DAN DAKWAH.” Semoga sahabatku bahagia di dunia sana, menikmati amal ibadah yang engkau tekah berikan. Amin!.■

UIMsmart News — Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman turut hadir melepas jenazah Allahyarham Wakil Rektor 1 Universitas Islam Makassar (WR 1 UIM) DR KH Muh Arfah Siddiq di Masjid Sultan Allauddin Racing Center.

Sejumlah akademisi, tokoh agama dan pejabat daerah ini juga nampak hadir melayat dan menshalatkan Wakil Rais Syuriyah PWNU Sulsel tersebut. Terlihat Rektor UIN Alauddin Prod Hamdan Juhanis PhD dan Ketua Yayasan Al Gazali Hj Fatimah Kalla.

Menurut Sudirman, Allahyarham putra terbaik Sulawesi Selatan, pejuang NU, guru, cendekiawan dan ulama yang ikhlas. “Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menempatkan di tempat yang layak di sisi-Nya serta diberikan ketabahan bagi keluarga, Aamiin,” ujarnya.

Dalam pidato pelepasan jenazah di kediaman Jl. Abdurahman Basalamah, Kompleks UMI Blok C/1. Makassar, Rektor UIM DR Ir Hj A Majdah M Zain MSi mengaku sangat kehilangan atas “kepergian” yang sangat mendadak dari salah satu wakil rwktor UIM yang telah mendedikasikan kemampuan dan pengalamannya meningkatkan kualitas akademik UIM.

“Beliau teladan dalam segala hal. Dalam tawaduhnya, sabar dan keikhlasannya. Dan teladan dalam menyelesaikan masalah serta sesuatu hal dengan bijak dan menyejukkan,” ujarnya.

Majdah mengaku secara pribadi dan keluarga memiliki kedekatan khusus dengan almarhum. Arfah Siddiq merupakan murid kesayangan ayahnya KH Muhyiddin Zain hingga bersamanya memimpin UIM.

Jenazah dishalatkan ba’da sholat Dhuhur di Masjid Sultan Alauddin Jl Racing Center.
Selanjutnya dibawa ke Pangkep untuk dimakamkan di Bontomangape, dikuburkan berdekatan dengan saudara-saudaranya dan kedua orangtuanya.

“Saya mewakili keluarga, memohon maaf sebesar besarnya jika Ayah saya ada khilaf dan salah. Kami memohon doanya semoga almarhum diterima semua amal ibadahnya dan diampuni semua dosanya serta dimasukkan ke dalam surga. Segala macam utang piutang ayah saya jika ada, mohon disampaikan sama saya, saya yang akan selesaikan,” ujar seorang putranya, Jabal Nur.

Malam ini, pihak keluarga akan melaksanakan takziyah secara daring melalui Zoom Meeting dan luring dengan penceramah Wakil Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof DR Thib Raya MA.■ fir

UIMsmart News — Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Universitas Islam Makassar (UIM) berduka, Wakil Rektor I Bidang Akademik DR KH Arfah Siddiq MA meninggal dunia, Selasa (29/12/2020) sore tadi.

Allahyarham sempat dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina dengan keluhan lemas dan sesak nafas oleh anaknya. 

Kabar meninggalnya mantan Wakil Rektor IV Universitas Muslim Indonesia (UMI) ini sangat mendadak dan mengejutkan bagi keluarga besar UIM, UMI, MUI, IMMIM dan NU Sulsel.

Jenazah disemayamkan malam ini di kediaman Kompleks Perumahan Dosen UMI Jl Racing Center Blok C1. Dan akan dikebumikan Rabu (30/12/2020) besok.

Ekspresi duka di beberapa group WA. “UIM berduka UIM kehilangan, tak mampu berkata-kata. Segala kebaikan beliau tidak cukup dengan rangkaian kata-kata. Insyallah beliau khusnul khatimah,” ujar Rektor UIM DR Ir Hj A Majdah M Zain MSi.

“Warga Perum UMI semua kaget. Insya allah beliau diterima amalannya diampuni dosanya,” ujar Wakil Ketua ICMI Sulsel DR A Tamsil MSi.

Arfah Siddiq dilantik mengemban amanah sebagai WR I UIM setelah sebelumnya sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UIM 2014-2020.

Selama menjadi Dekan FKIP UIM, Arfah Siddiq telah berhasil meletakkan pondasi kinerja dan sejumlah pencapaian. Sebanyak 90% dosen FKIP UIM telah tersertifikasi, serta dalam tiga tahun terakhir dosen FKIP UIM banyak memenangkan hibah penelitian dan pengabdian yang dibiayai oleh Kemenristekdikti dan Kemendikbud.■ fir