Workshop

UIM NEWS – Fakultas Hukum UIM Al-Gazali dan Fakultas Hukum Universitas Sawerigading (UNSA) gelar Workshop Pembelajaran Daring Kolaboratif (PDK) Tahun 2024 yang berlangsung di Hotel Harper Makassar, Minggu (25/08/2024).

Workshop merupakan langkah maju yang signifikan dalam dunia pendidikan tinggi. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, pembelajaran daring telah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan.

Pembelajaran Daring Kolaboratif (PDK) adalah suatu metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi untuk memungkinkan peserta didik belajar bersama secara online.

Adi Suriadi, selaku Ketua Program Studi Pengusul dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Wokshop ini menjadi wadah bagi para pendidik untuk meningkatkan kompetensi.

“Workshop ini hadir sebagai wadah bagi para pendidik untuk meningkatkan kompetensi dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran daring yang efektif”, Ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa dalam Workshop Pembelajaran Daring Kolaboratif ini memiliki beberapa poin yang menjadi penting seperti Penguatan Ekosistem Pembelajaran Daring, Peningkatan Kualitas Pendidikan, dan Fleksibelitas.

Selanjutnya, Dr. H. Nurdin, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Hukum UIM Al-Gazali dalam sambutannya menyampaikan harapannya dengan terselenggaranya Workshop PDK Tahun 2024 ini.

“Saya harap dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya UIM dan UNSA, diharapkan workshop ini dapat menghasilkan output yang bermanfaat bagi para peserta dan berkontribusi pada pengembangan pembelajaran daring yang lebih baik di masa depan”, Harapnya.

Workshop Pembelajaran Daring Kolaboratif yang diselenggarakan oleh UIM Al-Gazali dan UNUSA merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia

Wakil Rektor I UIM Al-Gazali

UIM NEWS – Workshop Pembelarajan Daring Kolaboratif (PDK) Tahun 2024 resmi dibuka oleh Wakil Rektor I Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali.

Workshop ini diselenggarakan oleh Fakultas Hukum UIM Al-Gazali dan Fakultas Hukum UNSA Makassar yang berlangsung di Hotel Harper Makassar, Minggu (25/08/2024).

Workshop Pembelajaran Daring Kolaboratif (PDK) tahun 2024 merupakan sebuah inisiatif yang sangat positif dan relevan dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini

Dalam sambutannya, Dr. Ir. Ahmad Hanafie, S.T., M.T., IPM., selaku Wakil Rektor I UIM Al-Gazali mengungkapkan pentingnya pembelajaran daring.

“Kami menyadari pentingnya pembelajaran daring sebagai salah satu solusi untuk menghadapi tantangan pendidikan di era modern”, Pungkasnya.

Kehadiran Wakil Rektor I dalam acara pembukaan menunjukkan dukungan penuh pimpinan universitas terhadap inisiatif ini.

Wakil Rektor I UIM Al-Gazali juga mengungkap bahwa kata kunci “kolaboratif” dalam judul workshop menunjukkan bahwa UIM Al-Gazali dan UNSA tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran daring, tetapi juga mendorong interaksi dan kerja sama antara dosen, mahasiswa, dan pihak terkait lainnya.

Workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan tinggi melalui penerapan pembelajaran daring yang efektif dan inovatif.

Gerak Jalan Santai

UIM NEWS – Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali turut menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan berpartisipasi dalam kegiatan Gerak Jalan Santai yang diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sultanbatara.

Kegiatan yang diikuti oleh ribuan peserta dari ratusan perguruan tinggi di bawah naungan LLDIKTI IX Sultanbatara ini berlangsung di Pantai Indah Bosowa, Jalan Tanjung Bunga, Makassar. Minggu (11/08/2024).

Gerak jalan santai ini dilepas secara resmi oleh Kepala LLDIKTI IX Sultanbatara, Dr. Andi Lukman, dengan dihadiri oleh sejumlah pimpinan perguruan tinggi serta dosen dari berbagai institusi.

Rombongan UIM Al-Gazali yang dipimpin Kepala Bagian Kemahasiswaan, Alumni, dan Kampus Aswaja Fathuddin, S.Sos., mengungkap bahwa UIM Al-Gazali selalu turut berpartisipasi dalam kegiatan LLDIKTI IX Sultanbatara.

“Kami selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh LLDIKTI IX Sultanbatara, terutama dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI”, Ungkapnya.

Wakil Rektor II UIM Al-Gazali, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D yang juga tampak hadir mengungkap bahwa kegiatan ini merupakan ajang silaturahim antara Perguruan Tinggi di bawah naungan LLDIKTI IX Sultanbatara.

“Kegiatan ini bukan hanya jalan-jalan santai saja, tapi kegiatan ini merupakan ajang mempererat silaturahim antara Perguruan Tinggi di bawah naungan LLDIKTI IX Sultanbatara”, Jelas Badruddin Kaddas.

Selain gerak jalan santai, acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai lomba menarik yang disiapkan oleh panitia, lengkap dengan Doorprize yang menanti para peserta.

Dengan semangat kebersamaan, UIM Al-Gazali bersama seluruh peserta dari ratusan perguruan tinggi swasta lainnya berhasil menjadikan acara ini sebagai momen penting dalam rangkaian menyambut HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Khutbah Jumat: Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun

UIM – Kebaikan, Rasulullah saw mengabarkan bahwa keimanan itu ada banyak cabang atau bukti. Cabang yang tertinggi adalah kalimah thayyibah; Lailahaillallah, sedangkan cabang yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan.

Tidak jarang kita lebih memperhatikan amal yang besar dan membiarkan amal kecil. Padahal, amal kecil seperti menyingkirkan duri jalanan, selama didasari keimanan, akan menjadi bukti keimanan itu sendiri bahkan dapat mengantarkan kepada rida dan ampunan Allah.

Khutbah I

إِنّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ،

Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah swt. Alhamdulillah, berkat limpahan rahmat dan inayah-Nya, kita masih mendapatkan nikmat iman-Islam, nikmat sehat, panjang umur, dan nikmat kekuatan, sehingga hati kita masih terpanggil menjalankan perintah Allah, dan duduk bersimpuh di tempat yang insya Allah penuh berkah ini.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Alam, Nabi Besar Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabatnya, hingga kepada kita yang senantiasa berharap rida dan syafaatnya pada hari Kiamat.

Melalui mimbar yang mulia ini, khatib selalu berpesan kepada diri pribadi khususnya dan kepada jamaah Jumat umumnya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, hanya dan takwa yang menjadi benteng dan keselamatan diri kita kelak.

Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Rasulullah mengabarkan kepada kita semua bahwa keimanan itu memiliki tujuh puluh cabang atau bukti. Cabang yang tertinggi adalah kalimat tauhid, yaitu Lâilâhaillallâh, sedangkan bagian terendah adalah menyingkirkan duri di jalanan. Hal itu sejalan dengan sabdanya:

الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

Artinya, “Iman itu lebih dari 70 atau 60 cabang. Cabang paling utama adalah perkataan Lâ ilâha illallâh, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu itu termasuk cabang dari iman.” (HR Muslim)

Kaitan dengan cabang atau bukti iman yang terendah, Nabi saw. sudah mengisahkan, ada seorang pria yang dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya karena telah menyingkirkan sebuah dahan berduri di jalan yang biasa dilalui banyak orang. Hadits yang mengisahkannya adalah sebagai berikut:

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ

Artinya: “Saat seorang pria sedang berjalan, tiba-tiba ia mendapati sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan. Kemudian ia menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya,” (HR. Ahmad).

Pada redaksi yang lain, disebutkan:

مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيقٍ، فَقَالَ: وَاللهِ لَأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنِ الْمُسْلِمِينَ لَا يُؤْذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ

Artinya, “Dikisahkan ada seorang pria melewati dahan sebuah pohon di badan jalan. Ia lantas berkata, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan dahan ini agar tidak menghalangi kaum Muslimin. Berkat amal itu, ia dimasukkan ke surga,” (HR. Muslim).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Dua hadits di atas mengisahkan kepada kita bahwa seorang pria mendapati dahan berduri di jalan yang menghalangi diri dan pengguna jalan lain. Ia kemudian segera memotong dahan tersebut dan menyingkirkannya dari badan jalan. Tujuannya agar tidak membahayakan orang-orang yang melintas, terutama sesama muslim. Maka Allah pun mengampuni dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga. Berkat amalnya itu, Rasulullah saw. melihatnya sedang mendapatkan kenikmatan di dalam surga.

Dari kisah di atas, kita mengetahui bahwa pria itu hanya mengerjakan amal kecil, namun dibalas Allah dengan balasan besar nan istimewa. Sungguh besar dan luasnya rahmat serta karunia Allah. Pantas Rasululullah saw. selalu mengingatkan, “Singkirkanlah duri dari jalan kaum Muslimin.”

Di sisi lain, beliau juga memperingatkan kita agar jangan pernah mengganggu apalagi mencelakakan sesama muslim, sebagaimana yang terungkap dalam hadits berikut:

مَنْ ضَارَّ ، ضَارَّ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ شَاقَّ ، شَقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ

Artinya, “Siapa saja yang membahayakan (orang lain), maka Allah akan menimpakan bahaya padanya. Siapa saja yang menyusahkan orang lain, maka Allah akan menimpakan kesusahan padanya.” (HR. Abu Dawud).

Dan masih banyak lagi kisah dan riwayat serupa yang berbicara soal ini, seperti halnya kisah yang dialami oleh Sahabat Umar bin Khathab yang meraih rida Allah karena melepaskan burung dari tangan anak-anak. Kemudian, kisah Imam al-Ghazali yang meraih rida Allah karena menyayangi seekor lalat yang menghisap tinta yang akan dituliskannya. Bahkan, ada pula kisah seorang wanita sundal yang berhasil mendapat ampunan Allah karena amalnya memberi minum kucing yang tengah kehausan. Dan masih banyak lagi kisah lainnya.

Intinya, semua menunjukkan betapa mulianya kaum Muslimin yang mengamalkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan selama didasari oleh keimanan kepada Allah. Sehingga sudah sepantasnya, kita selalu menebar kebaikan walaupun itu kecil. Ingatlah bahwa sekecil apa pun amal kebaikan kita, akan tampak terlihat kelak di hadapan Allah, sebagaimana termaktub dalam surat az-Zalzalah ayat 7-8.

Alih-alih mengganggu dan menyusahkan orang lain, kita sudah saatnya banyak mempermudah orang lain. Alih-alih mengotori dan merusak jalan, maka sebaiknya kita menjaga kebersihannya. Sebab, itulah yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

Sidang Jumat yang dirahmati Allah, Dari uraian dan kisah hadits di atas dapat ditarik sejumlah pelajaran penting, antara lain adalah:

  1. Bagian atau bukti tertinggi keimanan adalah mengikrarkan kalimat tauhid Lailahaillallah, sedangkan bagian terendah adalah menyingkirkan duri atau gangguan di jalan.
  2. Betapa besarnya keutamaan amal baik walau hanya menyingkirkan sebuah duri di jalanan.
  3. Betapa luasnya rahmat Allah. Betapa agungnya balasan dari-Nya. Dia telah memberikan balasan surga kepada seorang hamba-Nya yang takwa dan selalu berbuat kebaikan. Sekecil apapun amal kebaikan itu.
  4. Orang yang kurang peduli dengan kebersihan jalan, bisa menjadi ciri lemahnya internalisasi dan implementasi nilai-nilai agama.
  5. Pohon yang mengganggu boleh ditebang, dipotong, atau dirapikan. Sementara pohon yang memberikan manfaat, seperti pohon rindang dan menjadi pelindung, sebaiknya dipelihara.
  6. Jangan bertindak semena-mena terhadap alam dan tumbuhan. Sebab, dampak buruknya akan kembali kepada manusia itu sendiri, seperti bencana longsor, banjir, dan susah air bersih di musim kemarau.
  7. Orang yang semena-mena menebang pohon yang berguna juga diperingatkan Rasulullah saw. dalam haditsnya, “Orang yang memotong sebuah pohon, yang dengannya Allah melindungi kepalanya, maka ia akan berada dalam siksa api neraka.” (HR. al-Baihaqi).
  8. Jangan pernah menyepelekan kebaikan, sekecil apa pun, baik kepada sesama muslim, sesama manusia, maupun sesama makhluk Allah. Sebab, Allah tidak melihat kecilnya seorang hamba selama amal yang dilakukannya didasari keimanan. Lagi pula, rida Allah itu dirahasiakan, bisa saja ada pada amal besar bisa juga amal kecil. Lebih jelasnya, dapat dilihat kitab Al-Qashash an-Nabawi, karya Umar Sulaiman, Terbitan Darun-Nafais, halaman 241.

Demikian uraian khutbah ini. Semoga kita senantiasa diberi kemudahan untuk menunaikan amal yang dapat mengundang rida dan ampunan Allah swt. Amin ya robbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Ustadz M Tatam Wijaya: Penulis nuonline

Kapolsek (Kepala Kepolisian Sektor) Tamalanrea Muh. Yusuf dengan beberapa anggota kepolisian silaturahim ke Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali

UIM NEWS – Kapolsek (Kepala Kepolisian Sektor) Tamalanrea Muh. Yusuf dengan beberapa anggota kepolisian silaturahim ke Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali, Selasa (30/07/2024).

Silaturahim ini tampak disambut oleh Rektor UIM, Wakil Rektor II, Sekretaris Rektor, Kepala Biro, Direktur Pusat Pengembangan Usaha dan Bisnis (P2UB) UIM dan Kepala Bagian Kemahasiswaan.

Silaturahmi ini merupakan bentuk mempererat hubungan baik antara pihak Polsek Tamalanrea dengan Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali. Ini adalah bentuk interaksi positif antara aparat penegak hukum dengan lembaga pendidikan tinggi.

Kapolsek (Kepala Kepolisian Sektor) Tamalanrea Muh. Yusuf dengan beberapa anggota kepolisian silaturahim ke Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali

Muh. Yusuf, selaku Kapolsek Tamalanrea mengungkap bahwa tujuan silaturahim ini merupakan langkah yang positif dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan kampus.

“Tujuan kami bersilaturahim ke UIM bagaimana menjalin hubungan erat, saling berbagi informasi, koordinasi dalam pencegahan kriminal dan sosialisasi program-program yang telah berjalan”, Pungkasnya.

Rektor UIM, Prof. Muammar Bakry juga berharap dengan terjalinnya silaturahim ini dapat menciptakan lingkungan kampus yang aman dan kondusif bagi seluruh civitas akademika.

“Semoga dengan terjalinnya silaturahim ini dengan pihak Kepolisian Sektor Tamalanrea tercipta lingkungan kampus yang kondusif”, Jelasnya.

Dengan silaturahim ini, diharapkan terjalin kerjasama yang erat antara kedua belah pihak sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif bagi civitas akademika UIM Al-Gazali.

Khutbah Jumat: 4 Posisi Anak dalam Pandangan Islam

UIM – Anak-anak sudah kembali masuk sekolah atau pesantren. Maka bersamaan dengan masuknya tahun ajaran baru dan momentum Hari Anak Nasional, orang tua diharapkan lebih memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

Selain itu, orang tua juga diharapkan lebih bersungguh-sungguh memperhatikan dan mendidik anak supaya menjadi anak yang beriman, berbakti, membahagiakan, dan berguna bagi sesama.

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، الَّذِى يَعْلَمُ مَا أَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا أَخْفَاهُ، الْمُتَكَفِّلُ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فَلاَ يَتْرُكُ أَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَيَنْسَاهُ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى مَاأَعْطَاهُ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ

أَمَّا بَعْدُ، فأَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ ، وَتَفَكَّرُوْا فِي نِعَمِ رَبِّكٌمْ وَاشْكُرُوْهُ، وَاذْكُرُوا آلَاءَ اللهِ وَتَحَدَّثُوا بِفَضْلِهِ وَلَا تَكْفُرُوْهُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ: رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً، وَقَالَ: يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ الْحَبِيْبُ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Hadirin rahimakumullah

Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam habibana wa nabiyyana Muhammad saw., juga kepada keluarga dan para sahabatnya, tabi’in-tabia’atnya, hingga kepada kita selaku umatnya.

Sebelum melanjutkan khutbah ini, khatib berpesan kepada diri khatib sendiri dan kepada sidang Jumat sekalian pada umumnya, untuk bersama-sama mempertahankan keimanan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, hanya ketakwaan dan keimanan yang menjadi ukuran ketakwaan seorang hamba di hadapan Tuhannya.

Hadirin rahimakumullah

Sekarang ini, anak-anak kita sudah kembali masuk ke sekolah atau pesantren masing-masing. Bersamaan dengan masuknya tahun ajaran baru dan momentum Hari Anak Nasional, yakni tanggal 23 Juli kemarin, alangkah baiknya kita selaku orang tua mengingat kembali visi misi dalam mendidik anak dan melihat posisi anak dalam syariat. Sebagai acuannya, tentu kita bisa merujuk informasi Al-Quran, hadits, dan penjelasan para ulama.

Kaitan dengan posisi anak, para ulama, salah satunya Ath-Thabari dalam Tafsir-nya, Jilid 23, halaman 423, menyebutkan bahwa ada sejumlah posisi anak:

Pertama, anak sebagai ujian dan amanah bagi orang tuanya yang harus dijaga untuk kelak dipertanggungjawabkan, dirawat dengan sebaik-baiknya, diberi asupan makanan yang baik dan halal, serta dididik secara Islami agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang taat ibadah kepada Allah, berbakti kepada orang tua, dan tangguh menghadapi masa depan. Allah berfirman:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Artinya, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun [64]: 15).

Dalam haditsnya, Rasulullah saw. juga menyatakan:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Artinya, “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani,” (HR Bukhari dan Muslim).

Karena itu, baik dan tidak baiknya seorang anak tergantung didikan orang tuanya. Tak heran, jika didikannya baik, anak kelak menjadi penyejuk hati dan jiwa, serta menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa. Hal ini seperti yang diharapkan dalam doa Al-Quran yang kerap kita baca.

رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً

Artinya, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. al-Furqan [25]: 74).

Namun, capaian seperti itu tidak lahir begitu saja. Dibutuhkan perjuangan yang keras dari kita selaku orang tua untuk mengasuh, membina, serta mendidiknya, bahkan mengorbankan biaya yang tak sedikit. Juga yang tak kalah pentingnya adalah doa, baik dari kita selaku orang tua maupun dari orang-orang saleh.

Hadirin rahimakumullah

Kedua, anak sebagai anugerah dan nikmat dari Allah yang dapat memberikan kebahagiaan dan semestinya disyukuri orang tuanya. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Asy-Syura ayat 49-50:

لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَ

Artinya, “Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,” (QS. asy-Syura [26]: 49).

Sejalan dengan itu, anak dapat memberi kebahagiaan karena menjadi perhiasan sebagaimana yang disebutkan ayat lainnya:

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

Artinya, “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,” (QS. Al-Kahfi [18]: 46).

Namun, perlu diingat pula jangan sampai ada kecintaan berlebihan terhadap anak-anak hingga membuat kita terlena dan mengabaikan hal-hal yang membahayakan dan merusak masa depannya. Karena itu, dalam ayat lain, Allah mengingatkan agar kekayaan dan keturunan tidak sampai melalaikan para hamba-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Artinya, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi,” (QS. Al-Munafiqun [63]: 9).

Hadirin rahimakumullah

Ketiga, anak sebagai penerus keturunan. Kelahirannya menjadi penerus cita-cita hidup dan kelestarian orang tuanya. Terlebih anak yang saleh, yakni anak yang sikap dan perilakunya mencerminkan keimanan, ketakwaan, dan kepasrahan diri pada Allah. Di samping itu, tentu dapat memberikan manfaat kepada sesama.

Kesalehan itulah yang akan menjamin terkabulnya doa dan impian kedua orang tua terhadap anak, sebagaimana dalam kisah Nabi Ya’qub:

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Artinya, “Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia bertanya kepada anak-anaknya, ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab, ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan kakek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya,” (QS. Al Baqarah [2]: 133).

Hadirin rahimakumullah

إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya, “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakan kepadanya,” (HR. Muslim).

Namun, siapa sangka jika orang tua teledor dalam mendidik anak, maka bukan mustahil anak akan menjadi musuh orang tua. Hal itu diperingatkan dalam ayat berikut:

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ

Artinya, “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka,” (QS. At-Taghabun [64]: 14).

Sebagian mufasir menjelaskan, maksud sebagai musuh di sini adalah menjadi pihak yang menghalang-halangi jalan Allah, merintangi jalan ketaatan kepada-Nya. Mufasir lain mengemukakan, maksud sebagai musuh di sini adalah musuh seperti yang terjadi pada hari Kiamat. Allah berfirman:

لَنْ تَنْفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ

Artinya, “Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-sekali tadak bermanfaat bagimu pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan,” (QS. Al-Mumtahanah [60]: 3).

Hadirin rahimakumullah

Itulah posisi anak sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran dan hadits. Semoga anak-anak kelak menjadi anak-anak yang beriman, berbakti, dan berguna bagi sesama, semoga anak-anak kita memiliki anak menjadi qurrata a’yun alias atau penyejuk jiwa, hiasan mata, yang berperangai mulia hingga menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa. Namun, tentu saja itu semua bukan sekedar doa dan harapan, tapi harus dibarengi dengan usaha keras dan jerih payah yang luar biasa dari kita selaku orang tuanya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ، رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Ustadz M Tatam Wijaya, Penulis nuonline

Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pilitik (SEMA FISIP) Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali menggelar dialog demokrasi

UIM NEWS – Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pilitik (SEMA FISIP) Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali menggelar dialog demokrasi, Senin (15/07/2024).

Pada dialog demokrasi ini SEMA FISIP UIM Al-Gazali mengangkat Tema “Menopang Ikhtiar Demokrasi Dalam Komitmen Pilkada“.

Tema ini menyoroti pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam proses demokrasi lokal, khususnya dalam konteks Pilkada sebagai salah satu pilar utama demokrasi di tingkat daerah.

Dialog Demokrasi ini merupakan sebuah forum diskusi yang bertujuan untuk mendalami dan menggali berbagai aspek terkait proses demokrasi dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Hadir sebagai Narasumber pada dialog ini Ketua Bawaslu Sulawesi Selatan Mardiana Rusli, S.E., M.I.Kom, Anggota KPU Sulawesi Selatan Romy Harminto, M.Ag., dan Direktur Lapar Sulsel M. Iqbal Arsyad.

Di tengah berlangsungnya dialog demokrasi Mardiana Rusli menegaskan kepada peserta dialog bahwa dalam menjaga keberlangsungan demokrasi nantinya segala elemen masyarakat maupun adik-adik mahasiswa harus berpartisipasi dalam pilkada.

“Saya harap seluruh elemen masyarakat maupun adik-adik mahasiswa ini harus berpartisipasi dalam keberlangsungan pilkada 2024 yang akan datang,” Tegas Mardiana.

Mardiana juga mengatakan bahwa peran strategis masyarakat dan mahasiswa dalam mendukung proses demokrasi, baik sebagai pemilih maupun sebagai agen perubahan yang mempromosikan nilai-nilai demokrasi.

Di harapkan dialog ini dapat menjadi wahana untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan mahasiswa UIM Al-Gazali dalam membangun demokrasi yang lebih kuat dan berkelanjutan di tingkat lokal.

SEMA FISIP UIM gelar kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)

UIM NEWS – Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Makassar (SEMA FISIP UIM) Al-Gazali gelar pembukaan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di Auditorium KH.Muhyiddin Zain. Senin,(15/07/2024).

Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan merupakan jenjang kaderisasi kedua yang berada di Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik UIM Al-Gazali yang diadakan setiap periode kepengurusan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan.

Dalam pembukaan kali ini dihadiri oleh Kepala bagian kemahasiswaan, Alumni dan Kampus Aswaja, Dekan FISIP UIM Al-Gazali, Ketua Prodi, Ikatan Alumni serta tamu undangan.

Muhammad Al Qadri, selaku Ketua Umum SEMA FISIP UIM Al-Gazali dalam sambutannya mengharapkan agar kader FISIP UIM bisa menjadi pemimpin yang responsif.

“Kami dari jajaran pengurus senat mengharapkan LDK tahun ini bisa melahirkan kader yang berjiwa kepemimpinan yang berintelektual, berintegritas serta responsif dalam berorganisasi sesuai dengan tema yang kami angkat dalam kegiatan ini.” Ungkap Qadri.

Selanjutnya, Dr, Nahdiana selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIM Al-Gazali dalam sambutannya menegaskan bahwa Proses Latihan Dasar Kepemimpinan ini wajib diikuti oleh seluruh elemen mahasiswa FISIP UIM.

“Kegiatan ini wajib diikuti karena di kelas mahasiswa sudah mendapatkan teori mengenai kepemimpinan jadi di kegiatan ini mahasiswa harus mengimplementasikannya.” Tegasnya.

Khutbah Jumat: Keutamaan Menyantuni Anak Yatim dan Puasa Hari Asyura di Bulan Muharram

UIMMuharram merupakan bulan istimewa dan termasuk salah satu di antara empat bulan yang dimuliakan Allah swt. Di antara kemuliaannya adalah adanya hari Asyura, waktu yang tepat untuk menyantuni anak yatim dan meraih keutamaan puasa sunah di dalamnya.

Khutbah I

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

أَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يَا أَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ: اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ

Sidang Jumah yang dirahmati Allah

Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang tiada hentinya melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, termasuk nikmat taufik, hidayah, dan nikmat berjamaah Jumah seperti sekarang ini.

Shalawat teriring salam semoga tercurah kepada Baginda Alam, Habibana Muhammad saw. Shalawat dan salam juga semoga terlimpah kepada para sahabat, para tabiin dan tabiatnya, hingga kepada kita semua selaku umatnya.

Tak lupa, melalui minbar ini, khatib sampaikan pesan takwa dan kebaikan, agar kita senantiasa bersungguh-sungguh menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga kita mendapat ridha dan rahmat-Nya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Hadirin rahimakumullah

Sebagaimana kita ketahui, Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram. Dalam hadits, Rasulullah saw. bersabda:

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya, “Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhar, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Kemudian, seperti yang juga masyhur kita ketahui, di bulan Muharram ini ada satu hari istimewa yang disebut dengan hari Asyura. Tepatnya tanggal 10 Muharram. Hari ini kerap disebut sebagai lebaran anak yatim. Bukan tanpa alasan, amalan ini dianjurkan oleh Nabi saw karena keutamaan bulan Muharram dan keutamaan menyantuni yatim sendiri.

Di Tanah Air, kegiatan menyantuni anak yatim pada tanggal 10 Muharram alhamdulillah sudah membudaya. Perintah dan keutamaannya pun sudah ditandaskan langsung oleh Allah dalam Al-Quran:

وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرً

Artinya, “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al Insan [76]:8).

Sementara dalam hadits, perihal keutamaan menyantuni anak yatim ini telah dipesankan oleh Rasulullah saw:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ مَسَحَ رَأْسَ يَتِيمٍ لَمْ يَمْسَحْهُ إِلَّا لِلَّهِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٌ وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَى يَتِيمَةٍ أَوْ يَتِيمٍ عِنْدَهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ وَفَرَّقَ بَيْنَ أُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

Artinya, “Abu Umamah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda, “Barang siapa mengusap kepala yatim semata-mata karena Allah, maka setiap rambut yang ia usap memperoleh satu kebaikan. Barang siapa berbuat baik kepada yatim di sekitarnya, maka ia denganku ketika di surga seperti dua jari ini.” Nabi memisahkan dua jarinya; jari telunjuk dan jari tengahnya.” (HR Ahmad).

Tak hanya itu, menyantuni dan mengusap kepala anak yatim, juga menjadi penawar hati yang keras, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw.

أَتَى النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – رَجُلٌ يَشْكُو قَسْوَةَ قَلْبِهِ، قَالَ: ” أَتُحِبُّ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ وَتُدْرَكَ حَاجَتُكَ؟ ارْحَمِ الْيَتِيمَ، وَامْسَحْ رَأْسَهُ، وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ، يَلِنْ قَلْبُكَ وَتُدْرِكْ حَاجَتَكَ

Artinya, “Pernah ada seorang laki-laki sowan kepada Rasulullah dan mengeluhkan kekerasan hatinya, lalu beliau berpesan, ‘Apakah kamu ingin hatimu lembut dan hajatmu terkabul? Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, berilah ia makan dari makananmu, maka hatimu akan lembut dan hajatmu akan terkabul.’” (HR At-Thabarani).

Hadirin yang dirahmati Allah

Dari pesan ayat dan hadis di atas, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa syariat Islam begitu peduli terhadap nasib anak-anak yatim. Bahkan, Rasulullah saw telah mencontohkan secara langsung dan menunjukkan keutamaannya di akhirat kelak orang yang menyantuni anak yatim dengan dirinya seperti jari telunjuk dan jari tengahnya.

Masih banyak lagi keutamaan lainnya yang sepertinya tidak memungkinkan untuk diungkap seluruhnya di sini. Namun, poinnya adalah menyantuni anak yatim merupakan perbuatan mulia, wasilah keselamatan di akhirat, dijanjikan balasan surga, bahkan dekat Rasulullah saw di dalamnya, dan dilembutkan hati serta dekat dengan terkabulnya doa.

Selain itu, menyambut dan mengisi bulan Muharram, dapat kita lakukan dengan amaliah lainnya, antara lain dengan berpuasa Asyura, yang mana keutamaannya sudah masyhur di kalangan para ulama, yakni terhapusnya dosa-dosa satu tahun.

سُئِلَ عَنْ صِياَمِ يَوْمِ عَاشُوْرآءَ؟ قَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya, “Nabi saw. ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, ‘Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.’” (HR. Muslim).

Hadirin rahimakumullah

Secara historis, puasa ini memang sudah biasa dilakukan oleh umat Yahudi. Menurut riwayat Ibnu Abbas, ketika tiba di Madinah, Nabi mendapatkan mereka malaksanakan puasa ‘Asyura (10 Muharam) dan mereka menyebutkan, “Ini adalah hari raya, yaitu hari dimana Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Lantas, Nabi Musa a.s. berpuasa di hari tersebut sebagai wujud syukur kepada Allah.”

Lantas Nabi saw. bersabda, “Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka.” Beliaupun berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya. Namun untuk membedakan dengan umat Yahudi, puasa Asyura ini disertai dengan hari ke-9 atau hari ke-11. Demikian seperti yang dikemukakan oleh Syekh Abu Ishaq As-Syirazi dalam kitab At-Tanbih halaman 67.

Selain puasa di hari Asyura, berpuasa di hari-hari lainnya juga memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabarani dalam Al-Mu’jamus Shaghir:

وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا

Artinya, “Dan siapa saja yang berpuasa sehari di bulan Muharram maka berhak baginya baginya setiap hari mendapat pahala 30 hari puasa.” (HR At-Thabarani).

Demikian keutamaan menyantuni anak yatim dan puasa Asyura di bulan Muharram. Semoga kita termasuk orang yang mampu menunaikannya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا

أما بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّار عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Ustadz M Tatam Wijaya, Penulis Keislaman NU Online

12 Amalan dalam Bulan Muharram

Berikut ini adalah 12 amalan yang dapat dilakukan dalam bulan Muharram.

Melakukan Shalat: Shalat adalah ibadah utama dalam Islam yang wajib dilakukan setiap hari. Di bulan Muharram, selain shalat wajib, sangat dianjurkan untuk memperbanyak shalat sunnah, seperti shalat Dhuha, Tahajud, dan lainnya.

Berpuasa: Berpuasa di bulan Muharram, terutama pada hari Asyura (10 Muharram), sangat dianjurkan. Puasa Asyura memiliki keutamaan dapat menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu.

Menyambung Silaturahim: Menjaga hubungan baik dengan keluarga, saudara, dan teman-teman adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Di bulan Muharram, menyambung silaturahim dapat menambah pahala dan membawa keberkahan.

Bersedekah: Memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan merupakan amalan yang sangat dianjurkan, apalagi di bulan Muharram. Sedekah dapat membersihkan harta dan hati, serta mendatangkan rahmat Allah.

Mandi: Mandi sunnah, terutama pada hari Asyura, dianjurkan sebagai bentuk kebersihan fisik dan spiritual. Mandi ini diharapkan dapat membawa kesegaran dan keberkahan.

Memakai Celak Mata: Memakai celak mata adalah sunnah Nabi Muhammad SAW yang dianjurkan dilakukan, terutama di bulan Muharram. Selain memiliki manfaat kesehatan, ini juga merupakan bentuk mengikuti sunnah Nabi.

Berziarah kepada Ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal): Mengunjungi ulama yang masih hidup untuk mengambil ilmu dan mengunjungi makam ulama yang telah wafat untuk mendoakan mereka merupakan amalan yang sangat baik di bulan Muharram.

Menjenguk Orang Sakit: Menjenguk orang yang sakit adalah salah satu bentuk kepedulian dan kasih sayang terhadap sesama. Amalan ini sangat dianjurkan di bulan Muharram karena dapat menguatkan ikatan sosial dan memberikan dukungan moral kepada yang sakit.

Menambah Nafkah Keluarga: Memberikan lebih banyak nafkah kepada keluarga di bulan Muharram merupakan bentuk kebaikan dan kasih sayang. Ini dapat mempererat hubungan keluarga dan mendatangkan keberkahan.

Memotong Kuku: Memotong kuku merupakan salah satu sunnah fitrah yang dianjurkan. Di bulan Muharram, melakukan ini dengan niat menjaga kebersihan dan mengikuti sunnah Nabi sangat dianjurkan.

Mengusap Kepala Anak Yatim: Mengusap kepala anak yatim merupakan amalan yang menunjukkan kasih sayang dan perhatian terhadap anak-anak yatim. Amalan ini sangat dianjurkan di bulan Muharram karena mendatangkan rahmat dan pahala yang besar.

Membaca Surat Al-Ikhlas Sebanyak 1000 Kali: Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali di bulan Muharram merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan. Surat Al-Ikhlas memiliki keutamaan yang besar dan membaca ini dengan penuh khusyu’ dapat mendatangkan pahala yang banyak.

Amalan-amalan tersebut dapat meningkatkan ketakwaan dan membawa banyak keberkahan di bulan Muharram.