Posts by UIM Media
Fakultas Pertanian UIM Edukasi Olahan Jamur di SMA 5 Maros
UIM NEWS – Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali mengenalkan berbagai produk olahan jamur serta sistem hidroponik kepada para siswa di SMA Negeri 5 Maros, Rabu (12/03/2025).
Program ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang manfaat budidaya jamur dan teknologi pertanian modern guna meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Dalam sesi sosialisasi, dijelaskan berbagai jenis jamur, proses pembudidayaan, serta manfaat kesehatannya.
Selain itu, mereka juga memperkenalkan sistem hidroponik sebagai metode pertanian berkelanjutan yang dapat diterapkan oleh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk meningkatkan hasil pertanian dengan efisien.
Kepala Laboratorium Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan Kewirausahaan Program Studi Kehutanan, Muh. Ichwan K., S.Hut., M.Hut., mengungkapkan bahwa Fakultas Pertanian UIM telah memiliki pusat budidaya jamur yang dikelola secara profesional.
“Kami memiliki pusat budidaya jamur yang menghasilkan produk berkualitas tinggi. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung terlibat dalam proses produksi hingga pemasaran produk olahan jamur ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada siswa SMA Negeri 5 Maros untuk lebih mengenal potensi tanaman jamur serta teknologi pertanian modern seperti hidroponik.
Program ini juga merupakan bagian dari upaya UIM Al-Gazali dalam memperkuat sinergi dengan sekolah-sekolah dalam rangka meningkatkan wawasan serta keterampilan siswa di bidang pertanian.
Salah satu siswa yang mengikuti kegiatan ini, mengungkapkan rasa antusiasnya.
“Saya jadi lebih paham tentang manfaat jamur dan bagaimana proses pembudidayaannya. Selain itu, sistem hidroponik juga sangat menarik karena bisa diterapkan di rumah dengan lahan terbatas,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk mengembangkan usaha berbasis budidaya jamur serta menerapkan teknologi pertanian modern guna mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan.
FT UIM Matangkan Strategi PMB, Akreditasi, dan Riset
UIM NEWS – Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali menggelar rapat pimpinan guna membahas berbagai agenda strategis dalam rangka meningkatkan kualitas akademik dan daya saing fakultas.
Rapat ini berlangsung di Ruang Rapat Fakultas Teknik dan dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Teknik UIM Al-Gazali, Dr. Ir. Saripuddin Muddin, MT.
Hadir dalam rapat tersebut Wakil Dekan, Tim Borang Program Studi, Kepala Tata Usaha, serta Koordinator Laboratorium Teknik.
Diskusi berlangsung secara konstruktif dengan fokus utama pada Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) semester akhir 2024/2025, akreditasi program studi, serta penguatan penelitian dan pengabdian masyarakat oleh dosen, Selasa (12/03/2025).
Dalam upaya meningkatkan jumlah mahasiswa baru, Fakultas Teknik UIM merancang berbagai strategi promosi yang lebih efektif.
Beberapa langkah yang disepakati dalam rapat meliputi penguatan media digital untuk menjangkau calon mahasiswa lebih luas, kunjungan langsung ke sekolah-sekolah menengah atas, serta kerja sama dengan berbagai pihak guna memperluas jaringan promosi.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan minat calon mahasiswa untuk bergabung dengan Fakultas Teknik UIM.
“Kami terus berinovasi dalam strategi promosi agar Fakultas Teknik UIM semakin dikenal luas dan menjadi pilihan utama bagi calon mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan teknik berkualitas,” ujar Dr. Saripuddin Muddin.
Salah satu agenda utama dalam rapat ini adalah pembahasan strategi peningkatan akreditasi program studi. Tim Borang Program Studi memaparkan progres yang telah dicapai serta tantangan yang masih dihadapi dalam proses akreditasi.
Dekan Fakultas Teknik menekankan pentingnya kolaborasi antar unit dan optimalisasi sumber daya dalam mendukung proses akreditasi yang lebih baik.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu akademik melalui akreditasi yang lebih baik. Dengan kerja sama yang solid dan strategi yang tepat, kami yakin dapat mencapai hasil yang maksimal,” tambahnya.
Selain itu, rapat juga membahas penguatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang menjadi salah satu pilar utama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Fakultas Teknik UIM menargetkan peningkatan jumlah penelitian dosen yang dipublikasikan di jurnal bereputasi, serta mendorong keterlibatan dosen dalam program pengabdian masyarakat yang lebih luas.
“Kami ingin memastikan bahwa riset dan pengabdian dosen tidak hanya berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Dekan Fakultas Teknik UIM.
Rapat ditutup dengan penyusunan rencana tindak lanjut untuk setiap agenda yang telah dibahas.
Masing-masing bidang diberikan tanggung jawab untuk merealisasikan langkah-langkah strategis yang telah disepakati.
Fakultas Teknik UIM Al-Gazali berharap melalui strategi yang telah dirancang, lulusan fakultas ini dapat menjadi tenaga profesional yang kompeten serta memiliki daya saing tinggi di dunia industri maupun akademik.
Rektor UIM Bahas Solusi Haji di Halaqah UIN Alauddin
UIM NEWS – Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, menjadi narasumber dalam diskusi halaqah bertajuk “Tantangan dan Solusi Haji” yang dilaksanakan di Hotel UIN Alauddin Makassar pada Jumat, 7 Maret 2025.
Diskusi ini digelar atas kerja sama antara Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan akademisi, praktisi penyelenggara haji dan umrah, serta berbagai perwakilan organisasi masyarakat Islam.
Dalam sambutannya, Anggota DPR RI, Ashabul Kahfi, yang hadir sebagai tamu kehormatan, menyoroti polemik seputar haji, terutama daftar tunggu yang sangat panjang.
Ia mengusulkan agar jamaah yang telah berhaji tidak diberikan izin untuk mendaftar kembali, termasuk melalui jalur haji khusus. Menurutnya, kebijakan ini dapat memberikan kesempatan yang lebih besar bagi calon jamaah yang belum pernah menunaikan ibadah haji.
Sebagai Sekretaris Umum MUI Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Muammar Bakry dalam pemaparannya menyoroti berbagai fatwa yang telah dikeluarkan oleh MUI terkait haji dan pemanfaatan dana haji.
Salah satu poin utama yang ia tekankan adalah bahwa pemanfaatan dana jamaah haji untuk menutupi biaya jamaah lain merupakan tindakan yang haram.
“Sebenarnya, jika melihat persoalan yang ada, solusi yang dapat dilakukan oleh BPKH adalah menggunakan dana jamaah haji yang telah menyetor untuk memberangkatkan mereka sesuai urutan tanpa harus mengandalkan skema subsidi silang,” ujar Prof. Muammar Bakry.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga likuiditas sektor keuangan agar tidak terjadi permasalahan finansial, mengingat dana yang dikelola sangat besar.
Oleh karena itu, transparansi penggunaan keuangan antara pihak Kementerian Agama dan BPKH kepada para jamaah harus menjadi prioritas utama.
“Pengelolaan dana ini harus dilakukan secara syar’i, begitu pula dengan penggunaannya dalam operasional haji. Jika dilakukan sesuai prinsip syariah, maka tidak akan ada jamaah yang dikorbankan akibat pengelolaan keuangan yang kurang transparan,” tambahnya.
Prof. Muammar Bakry juga menjelaskan bahwa jika dana haji dikelola dan diinvestasikan secara syariah, maka manfaatnya tidak hanya bersifat material, tetapi juga dapat memberikan dampak positif dalam aspek lainnya.
Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya kejelasan skema yang digunakan dalam pengelolaan dana haji agar jamaah memahami prosesnya secara menyeluruh.
“Skema akad yang digunakan harus jelas agar jamaah mengetahui model akadnya, apakah menggunakan skema wadi’ah atau mudharabah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an. Sebab, jika akadnya tidak jelas, maka pemanfaatan dana jamaah untuk keperluan lain tanpa kerelaan pemilik dana menjadi tidak halal,” paparnya.
Diskusi ini berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dan tanggapan dari peserta yang hadir. Para akademisi dan praktisi haji umrah memberikan berbagai masukan guna meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan haji serta mencari solusi terbaik untuk mengurangi daftar tunggu yang semakin panjang setiap tahunnya.
Dengan adanya diskusi halaqah ini, diharapkan berbagai tantangan dalam penyelenggaraan haji dapat diatasi dengan solusi yang lebih efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. UIN
UIM Dukung Ketahanan Pangan, Siap Bersinergi dengan Kementan
UIM NEWS – Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali menyatakan dukungannya terhadap program ketahanan pangan yang digagas oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Dukungan ini disampaikan dalam kegiatan Buka Puasa Bersama yang digelar oleh Menteri Pertanian di Jakarta, yang dihadiri oleh ribuan undangan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh nasional.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Ketua Badan Harian Yayasan Pendidikan Al-Gazali, Prof. Dr. Ir. Hj. A. Majdah M. Zain, M.Si serta Rektor Universitas Islam Makassar, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen UIM Al-Gazali dalam mendukung program ketahanan pangan sebagai bagian dari kontribusi akademik dan sosial terhadap pembangunan pertanian di Indonesia.
Rektor UIM Al-Gazali, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, menegaskan ketahanan pangan merupakan pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ketahanan pangan adalah pilar utama bagi kesejahteraan masyarakat. Kami dari UIM Al-Gazali siap berkontribusi dalam riset, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program-program pertanian berkelanjutan yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian,” ujarnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari dunia akademik.
Ia menegaskan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat di Indonesia.
Menurutnya, keterlibatan perguruan tinggi sangat penting dalam menciptakan inovasi serta membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya sektor pertanian yang berkelanjutan.
Kegiatan Buka Puasa Bersama ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi tetapi juga momentum strategis dalam membangun sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat.
Diskusi yang berlangsung dalam kegiata tersebut menyoroti berbagai tantangan dan peluang dalam sektor pertanian, serta langkah konkret yang dapat diambil untuk memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga.
Sebagai institusi pendidikan yang berorientasi pada pengembangan masyarakat, UIM Al-Gazali berkomitmen untuk berperan aktif dalam riset dan inovasi di bidang pertanian.
Perguruan tinggi ini akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendorong pemanfaatan teknologi pertanian, pemberdayaan petani, serta penguatan ekonomi berbasis agribisnis.
Dukungan UIM Al-Gazali terhadap program ketahanan pangan ini merupakan wujud nyata dari komitmen perguruan tinggi dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional.
Ke depan, UIM Al-Gazali akan terus mengembangkan program-program akademik yang selaras dengan kebutuhan sektor pertanian, sehingga mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
Dosen Kebidanan FIK UIM Edukasi Kesehatan Mental Remaja di SMA Guppi Gowa
UIM NEWS – Program Studi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam bentuk penyuluhan bagi siswa-siswi SMA Pesantren Guppi Kabupaten Gowa, Senin (10/03/2025).
Kegiatan ini bertajuk “Pentingnya Kesehatan Mental dan Emosional Remaja” dan merupakan bagian dari Hibah Riset Universitas Islam Makassar.
Tim PKM ini diketuai oleh Rizky Auliah Juniarti, S.ST., M.Kes dengan anggota tim yang terdiri dari Riswanti, S.ST., M.Keb, Ricda Nurhikmayanti Hamzah, S.ST., M.Keb, Risna Yunita Asmin, S.ST., M.Keb, serta Hadijah, S.ST., M.Kes. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan dua mahasiswa dari Program Studi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UIM.
Sebanyak 28 peserta yang merupakan siswa dan siswi SMA Pesantren Guppi Kabupaten Gowa mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Dalam sambutannya,
Ketua Tim PKM, Rizky Auliah Juniarti, S.ST., M.Kes, menyampaikan apresiasi kepada Kepala Sekolah SMA Pesantren Guppi Kabupaten Gowa atas dukungannya dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Menurut Rizky Auliah Juniarti, hasil Riset Kesehatan Dasar di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional, yang ditandai dengan gejala depresi dan kecemasan, paling banyak dialami oleh remaja usia 15 tahun.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk memiliki peran aktif dalam mencegah dan menangani gangguan kesehatan mental dan emosional pada remaja.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta melibatkan peran orang tua dan guru dalam menjaga kesehatan mental remaja. Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan akan lahir kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, khususnya pada remaja. Selain itu, kami berharap pihak sekolah dapat lebih memperhatikan kondisi kesehatan mental siswa-siswinya,” ungkap Rizky.
Dalam sesi penyuluhan, para peserta tampak sangat antusias dan aktif dalam berdiskusi serta mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan.
Penyuluhan ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, strategi mengelola stres, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menghadapi tekanan emosional di kalangan remaja.
Kepala Sekolah SMA Pesantren Guppi Kabupaten Gowa menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas kehadiran tim dosen dan mahasiswa UIM dalam kegiatan ini.
Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental siswa di sekolahnya.
Salah satu peserta, Firman, siswi SMA Pesantren Guppi, mengungkapkan rasa senangnya atas materi yang diberikan.
“Kami sangat senang dengan materi hari ini. Selama ini, kami sering mengalami berbagai keluhan terkait kesehatan mental, tetapi tidak tahu harus bagaimana menghadapinya.
Materi yang disampaikan sangat jelas dan bermanfaat, sehingga kami kini memiliki pemahaman yang lebih baik untuk menjaga kesehatan mental kami,” ujarnya.
Kegiatan PKM ini menjadi salah satu langkah nyata yang dilakukan oleh Program Studi D3 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UIM dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan emosional remaja.
MAPALA UIM Aksi Bersih Kampus, Bukti Peduli Lingkungan
UIM NEWS – Dalam upaya menjaga lingkungan kampus yang bersih dan asri, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali menggelar aksi bersih lingkungan kampus, Minggu (09/03/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran civitas akademika dalam merawat kebersihan serta menciptakan lingkungan yang nyaman dan sehat.
Ketua MAPALA UIM Al-Gazali, Akbar Anugerah menyampaikan aksi ini merupakan bagian dari komitmen organisasi dalam menjaga kelestarian lingkungan kampus.
“Kami ingin menanamkan nilai kepedulian terhadap kebersihan di lingkungan UIM Al-Gazali. Berani kotor adalah simbol perjuangan dalam melawan sifat apatis terhadap kebersihan,” ujarnya.
Aksi bersih ini melibatkan sejumlah mahasiswa dari berbagai fakultas yang tergabung dalam MAPALA UIM Al-Gazali.
Wakil Rektor II UIM Al-Gazali, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., memberikan apresiasi kepada MAPALA UIM Al-Gazali atas inisiatifnya dalam menjaga kebersihan kampus.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Kampus yang bersih mencerminkan budaya akademik yang baik. Semua elemen memiliki hak dan tanggung jawab untuk mencintai alam, tergantung dari sejauh mana kepedulian mereka,” tuturnya.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin yang melibatkan lebih banyak mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan.
“Semoga gerakan ini bisa menginspirasi komunitas kampus lainnya untuk turut serta dalam menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan UIM Al-Gazali,” tambahnya.
Banyak yang mengapresiasi upaya MAPALA UIM Al-Gazali dalam menjaga kebersihan serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sehat dan nyaman.
Kepemimpinan dalam Kesehatan Masyarakat: Kunci Transformasi LayananKesehatan
Dosen UIM Al-Gazali: Jukarnain (Mahasiswa program Doktor FKM UNHAS)
UIM – Kepemimpinan dalam Kesehatan masyarakat memegang peran strategis dalam memastikan tercapainya sistem kesehatan yang inklusif, efektif, dan berkelanjutan.
Seorang pemimpin di bidang ini tidak hanya berfokus pada pengambilan keputusan administratif, tetapi juga memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.
Seorang pemimpin kesehatan masyarakat yang baik tentunya harus memiliki visi yang jelas dalam upaya meningkatkan akses layanan kesehatan dan memberdayakan masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya kesehatan.
Kepemimpinan yang berbasis data dan pendekatan berbasis bukti sangat dibutuhkan dalam mengidentifikasi masalah Kesehatan masyarakat serta merancang intervensi yang tepat guna.
Dalam konteks pemanfaatan layanan Kesehatan lansia, kepemimpinan yang kuat dapat membantu mengatasi berbagai kendala, seperti keterbatasan akses, rendahnya literasi kesehatan, dan kurangnya tenaga medis yang kompeten dalam merawat lansia.
Pemimpin yang inovatif dapat mendorong penggunaan teknologi, seperti telemedicine, untuk menjangkau lansia di daerah terpencil dan memastikan layanan kesehatan tetap optimal.
Selain itu, kepemimpinan kolaboratif sangat penting dalam membangun sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, organisasi sosial, dan masyarakat.
Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis komunitas, kebijakan kesehatan dapat lebih mudah diterima dan diimplementasikan secara efektif.
Oleh karena itu, keberhasilan system kesehatan masyarakat sangat bergantung pada kualitas kepemimpinan yang visioner, responsif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Khutbah Jumat: Pentingnya Pendidikan Keluarga di Bulan Ramadan untuk Membangun Karakter Anak
UIM – Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dalam Islam, di mana umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa, beribadah, dan meningkatkan ketakwaan. Kesempatan bulan Ramadan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan Pendidikan keluarga. Dimulai dengan latihan mengenalkan anak-anak pada ibadah puasa sejak dini.
Pendidikan keluarga di bulan Ramadan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak ke depannya dan memperkuat hubungan lintas keluarga. Bulan Ramadan adalah kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial dalam kehidupan sehari-hari keluarga.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Segala puji dan syukur kita persembahkan kepada Allah swt atas segala karunia dan rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada kepada hamba hamba-Nya. Shalawat dan salam kita doakan bagi Baginda Rasulullah saw, sumber keteladanan dan manusia paling mulia di muka bumi.
Yang kami muliakan seluruh jamaah Jumat
Ramadan merupakan momentum yang tepat untuk menanamkan pendidikan kepada keluarga. Di antaranya adalah qudwah dari orang tua, mengenalkan Allah yang Maha Rahman dan Rahim. Hal inilah yang telah dipraktikkan oleh Lukmanul Hakim kepada anaknya. Allah swt berfirman dalam surat Luqman ayat 13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَـٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَـٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Dengan mengenalkan Allah Sang Khalik semanjak dini menjadikan anak-anak dapat saling berkasih sayang, menyadari bahwa dirinya adalah makhluk yang lemah yang ciptakan oleh Sang Khaliq yang Maha Rahman dan Rahim.
Ramadhan sebagai bulan Al-Quran juga menjadi kesempatan keluarga untuk kembali mendekatkan diri dengan Al-Quran. Menghidupkan tradisi membaca Al-Qur’an bersama di rumah, Tradisi membaca Al-Quran dan mengkhatamkanya telah dilakukan oleh para ulama kita terdahulu.
Sebagai penyemangat, Imam As-Syafi’i mengkhatamkan Alquran 60 kali selama Ramadhan. Mengkhatamkan sekali saja bacaan Al-Quran di bulan Ramadhan bersama keluarga adalah qudwah yang mulia dan luar biasa.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah
Ramadan mesti menjadikan kita dan keluarga semakin bersemangat dalam beribadah, termasuk Shalat Tarawih dengan mengajak anak-anak turut serta, baik di masjid maupun di rumah. Perhatian untuk menjaga shalat di tengah keluarga telah Allah perintahkan sebagaimana firman Allah dalam surat Thaha ayat 132:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Artinya, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
Selain itu orang tua dapat mengajarkan anak-anak untuk peduli kepada sesama dengan memberikan sedekah, makanan untuk buka puasa, atau membantu orang yang membutuhkan. Salah satu momen yang dapat mempererat hubungan keluarga adalah makan sahur dan berbuka puasa bersama.
Kesempatan emas ini dapat digunakan untuk berkumpul, berbagi cerita, serta menciptakan suasana kebersamaan di rumah. Sudah seyogyanya kita mengajak keluarga untuk mencari keberkahan di bulan ini dengan berdoa bersama setelah shalat atau menjelang berbuka. Anak-anak mesti terus dilatih dalam ibadah kepada Allah, termasuk dalam ibadah puasa. Inilah akhlak yang telah diwariskan para sahabat, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari:
عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ، قَالَتْ: أَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ: مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا، فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا، فَليَصُمْ، قَالَتْ: فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ العِهْنِ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الإِفْطَارِ
Artinya, “Diriwayatkan dari Ar-Rubayyi’ binti Muawwidz, ia berkata: ‘Nabi Muhammad saw memberi arahan pada pagi Hari Asyura kepada masyarakat Anshar: ‘Barangsiapa telah makan atau minum maka hendaknya ia sempurnakan sisa harinya (dengan menahan) dan barangsiapa yang masih berpuasa maka teruskanlah.’
Ar-Rubayyi’ berkata: ‘Saat itu kami semua berpuasa, dan melatih anak-anak kami berpuasa. Kami membuat mainan dari kapas. Jika salah satu dari mereka menangis meminta makanan, kami memberikan mainan itu hingga datang waktu buka puasa’.”
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Mari bersemangat membiasakan anak anak dalam ibadah shalat, berpuasa dan juga dekat dengan kegiatan sosial seperti memberikan takjil, mengajak anak dalam membagikan makanan berbuka, membantu orang tua yang kurang mampu menjadi pembelajaran bagi anak-anak tentang pentingnya gotong royong dan menolong sesama.
Nasehat Luqman kepada anaknya agar selalu berbuat kebaikan, terekam dalam Firman Allah surat Luqman ayat 17:
يَـٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ
Artinya, “Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.”
Dari sini pendidikan keluarga di bulan Ramadhan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak ke depannya. Mari memanfaatkan bulan Ramadhan untuk menanamkan Pendidikan kepada keluarga khusus anak-anak kita, generasi masa depan.
Semoga Ramadhan ini dapat menjadikan keluarga kita sebagai keluarga yang diridhai Allah dan dicintai Rasulullah saw. Amin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Ustadz Azmi Abubakar: Penulis nuonline
Ramadhan Peluang Emas Panen Raya Aneka Kebaikan
UIM – Dalam perjalanan panjang kehidupan, kita sering tersesat dalam hiruk-pikuk dunia, terjebak dalam rutinitas yang melenakan, tenggelam dalam lautan ambisi dan keinginan yang tak bertepi.
Namun, di antara semua itu, Allah SWT. menghadiahkan satu bulan istimewa, satu musim panen raya yang tak pernah gagal memberi hasil itulah Ramadhan.
Pernahkah kita merenung, mengapa Ramadhan datang dengan segala keagungannya? , Mengapa ia hadir dengan segala keistimewaannya, membawa serta keberkahan yang melimpah, pahala yang berlipat, dan rahmat yang tak berbilang?.
Adakah bulan lain yang dijanjikan lebih baik dari seribu bulan? Adakah ibadah lain yang pahalanya tak terhingga, bahkan Allah sendiri yang akan membalasnya?
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 2-3)
Ramadhan adalah anugerah terbesar bagi jiwa-jiwa yang rindu akan ketenangan, bagi hati-hati yang mendamba kesucian, bagi ruh-ruh yang haus akan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Ia bukan sekadar bulan yang berlalu dalam kalender, tetapi sebuah musim emas, sebuah peluang agung untuk menanam benih-benih kebajikan, menyiramnya dengan keikhlasan, dan memanen keberkahan yang tak bertepi.
Tidakkah kita melihat?,
Betapa luasnya ladang kebaikan yang terbentang di bulan ini?, Setiap nafas kita adalah tasbih, setiap tidur kita adalah ibadah, setiap doa adalah janji yang pasti dikabulkan.
Di bulan ini, pintu surga terbuka lebar, pintu neraka tertutup rapat, dan setan dibelenggu agar kita lebih mudah melangkah menuju cahaya. Rasulullah SAW. bersabda:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ، فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, pertanyaan yang menggelitik nurani adalah, Sudahkah kita siap menjadi petani kebaikan di ladang emas ini?, Sudahkah kita menyiapkan hati untuk menyambutnya, seperti tanah yang rindu akan hujan, seperti jiwa yang haus akan cahaya?.
Ataukah kita hanya melewatkannya sebagai sebuah rutinitas tahunan, tanpa ada perubahan yang berarti?
Ramadhan bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, bukan sekadar pergantian siang dan malam, tetapi tentang penemuan diri, tentang kembali kepada fitrah yang murni, tentang menyelami hakikat kehidupan dengan hati yang lebih jernih.
Ia mengajarkan kita untuk meninggalkan segala bentuk keburukan, menanam sifat-sifat mulia, menyuburkan jiwa dengan sabar, syukur, dan kasih sayang.
Tidakkah kita ingin termasuk dalam golongan yang dijanjikan syafaat di hari kiamat? Tidakkah kita mendambakan saat di mana kita berlari menuju pintu Ar-Rayyan, gerbang surga yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berpuasa? Rasulullah SAW. bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ
“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat. Tidak ada seorang pun yang masuk dari pintu itu selain mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, marilah kita berhenti sejenak, merenung dalam-dalam, dan bertanya kepada diri sendiri:
Apakah tahun ini akan menjadi Ramadhan terbaik dalam hidupku?
Apakah aku benar-benar akan memanfaatkannya sebagai ladang emas untuk panen kebajikan?
Apakah aku akan keluar dari bulan ini sebagai pribadi yang lebih baik, lebih dekat kepada Allah, dan lebih bermanfaat bagi sesama?
Ramadhan telah datang dengan segala janji dan kemuliaannya. Inilah saatnya kita berbenah, menyingsingkan lengan, dan bersiap menjemput keberkahan. Inilah saatnya kita menanam amal, menyuburkan hati, dan memanen ridha Ilahi.
Jangan biarkan Ramadhan berlalu tanpa makna. Jangan biarkan ladang emas ini terbengkalai tanpa hasil.
Mari kita genggam peluang ini, karena Ramadhan bukan sekadar bulan… Ia adalah hadiah, ia adalah cahaya, ia adalah pintu menuju kebahagiaan yang hakiki.
Cahaya yang Menyelimuti Jiwa, Jalan Terang Menuju Surga
Ketika fajar Ramadhan menyingsing, alam pun seolah berbisik lembut kepada hati-hati yang rindu akan cahaya. Angin berhembus lebih teduh, langit tampak lebih damai, dan di sanubari manusia, tumbuh sebuah harapan baru: harapan untuk menjadi lebih baik, lebih bersih, lebih dekat kepada Allah.
Ramadhan bukan sekadar tamu yang singgah, ia adalah cahaya yang menyelusup ke relung jiwa, membimbing manusia menuju jalan yang lurus.
Namun, pernahkah kita berpikir, mengapa Ramadhan begitu istimewa? Mengapa setiap detiknya adalah keberkahan, setiap amalannya adalah kebaikan, dan setiap doanya adalah janji yang takkan diingkari?
Allah SAW. telah mengabadikan keagungan Ramadhan dalam firman-Nya:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Bulan ini bukan sekadar bulan, tetapi ladang keberkahan yang membentang luas. Setiap helaan nafas adalah ibadah, setiap langkah menuju masjid adalah sedekah, setiap doa yang terucap adalah janji yang pasti dikabulkan. Bahkan, Allah sendiri yang akan membalas amal puasa hamba-Nya. Rasulullah SAW. bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ، الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Setiap amal anak Adam dilipatgandakan; satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu milik-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Lantas, masihkah kita ragu untuk menyambutnya dengan penuh kesungguhan? Masihkah kita ingin menyia-nyiakan waktu-waktu berharga di dalamnya?
Ramadhan: Saatnya Menumbuhkan Sifat-Sifat Mulia
Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi tentang menghidupkan jiwa yang selama ini tertidur, tentang menumbuhkan sifat-sifat yang terpuji, dan meninggalkan segala keburukan yang melemahkan hati.
Muraqabah (Kesadaran akan Pengawasan Allah)
Di bulan ini, kita belajar bahwa tidak ada yang melihat kita saat berpuasa kecuali Allah. Tidak ada yang tahu apakah kita benar-benar menjaga puasanya dengan baik, kecuali Dia.
Inilah yang menumbuhkan muraqabah, kesadaran bahwa Allah Maka, bagaimana mungkin seseorang yang telah merasakan nikmatnya diawasi Allah akan berani bermaksiat setelah Ramadhan berlalu?.
Mujahadah (Bersungguh-Sungguh dalam Ibadah)
Ramadhan adalah madrasah yang mengajarkan kesungguhan. Kita bangun di sepertiga malam untuk sahur, kita shalat tarawih meski tubuh terasa lelah, kita membaca Al-Qur’an dengan hati yang lebih khusyuk.
Bukankah ini bukti bahwa manusia bisa menjadi lebih baik jika ia bersungguh-sungguh? Jika di bulan ini kita mampu, maka mengapa setelah Ramadhan kita tidak bisa melanjutkannya?
Muqabalah (Menyambut Ujian dengan Keteguhan Hati)
Puasa adalah medan latihan bagi kesabaran. Kita menahan lapar, haus, dan amarah. Kita belajar untuk tetap lembut dalam berbicara, tetap teduh dalam bersikap, meski godaan datang bertubi-tubi. Rasulullah SAW. bersabda: UU
إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنِ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
“Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata-kata buruk dan janganlah ia berbuat gaduh. Jika seseorang mencelanya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika kita mampu menahan diri di bulan ini, maka seharusnya setelah Ramadhan kita pun tetap bisa bersikap tenang dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
Ramadhan: Kunci Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Tidakkah kita melihat bagaimana Ramadhan mengubah kehidupan? Betapa banyak orang yang kembali kepada Allah, betapa banyak yang hatinya luluh dalam sujud, betapa banyak yang menemukan makna sejati dari hidup.
Inilah bulan di mana setiap dosa bisa dihapus, setiap keburukan bisa diubah menjadi kebaikan. Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, inilah saatnya kita membangun hubungan yang lebih harmonis dengan sesama. Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih peduli kepada orang-orang yang membutuhkan, lebih banyak memberi daripada menerima, lebih banyak memaafkan daripada menyimpan dendam.
Inilah bulan di mana kita membuka pintu rezeki dengan sedekah, mempermudah segala urusan dengan doa, dan membangun persaudaraan dengan kasih sayang. Tidakkah kita ingin keluar dari bulan ini sebagai manusia baru? Sebagai jiwa yang lebih bersih, lebih lapang, lebih bahagia?
Jangan Biarkan Ramadhan Berlalu Sia-Sia
Saudaraku, Ramadhan bukan hanya tentang ritual, tetapi tentang perjalanan menuju Allah. Ia adalah cahaya yang menerangi hati, ia adalah ladang emas yang menanti untuk dipanen.
Maka, marilah kita bertanya kepada diri sendiri:
Apakah aku akan menjadikan Ramadhan kali ini sebagai yang terbaik dalam hidupku?
Apakah aku akan mengisi setiap detiknya dengan ibadah, doa, dan kebaikan?
Ataukah aku akan membiarkannya berlalu, tanpa ada perubahan berarti dalam diriku?
Ramadhan akan berlalu, seperti angin yang berhembus, seperti fajar yang berganti siang. Namun, jejaknya di hati kitalah yang akan menentukan, apakah kita benar-benar telah memanfaatkannya atau tidak.
Jangan sia-siakan Ramadhan kali ini.
Jadilah jiwa yang terlahir kembali, yang lebih bersih, lebih kuat, dan lebih dekat dengan Allah.
Semoga kita termasuk dalam golongan hamba-hamba-Nya yang mendapatkan keberkahan Ramadhan dan berhak masuk ke dalam pintu Ar-Rayyan. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. # Wallahu A’lam Bisshawab
Munawir Kamaluddin: MUI Sulsel
Pekan Kemilau Ramadhan, Rapat Bersama Pengurus Lembaga
UIM NEWS – Dalam momentum bulan suci Ramadhan, pimpinan universitas menggelar rapat bersama dengan pengurus lembaga internal guna membahas rencana kegiatan Pekan Kemilau Ramadhan.
Rapat ini berlangsung di ruang rapat lantai 3 Gedung Rektorat dan dihadiri oleh Wakil Rektor II, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., Kepala Biro, Ahmad Najib, S.Ag., M.Pd., Kepala Bagian Kemahasiswaan, Fathuddin, S.Sos., serta Kepala Bagian Media, Sudirman, S.Pd., M.Pd, Kamis (06/03/2025)
Dalam rapat ini, Wakil Rektor II, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., menekankan pentingnya kolaborasi antara pimpinan universitas dan lembaga internal dalam menyukseskan kegiatan Pekan Kemilau Ramadhan.
“Kegiatan ini harus menjadi ajang untuk meningkatkan nilai-nilai spiritual mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas akademika. Oleh karena itu, kami berharap ada sinergi yang kuat dari semua pihak untuk memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan penuh makna,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro, Ahmad Najib, S.Ag., M.Pd., menyampaikan persiapan yang matang sangat diperlukan agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan sesuai harapan.
“Kita harus menyusun agenda yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga mampu memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan masyarakat. Saya berharap setiap divisi yang terlibat dapat bekerja maksimal dalam persiapan ini,” ungkapnya.
Pembahasan dalam rapat ini mencakup berbagai aspek pelaksanaan Pekan Kemilau Ramadhan, mulai dari agenda kegiatan, koordinasi antar-lembaga, hingga teknis pelaksanaan kegiatan.
Kepala Bagian Kemahasiswaan, Fathuddin, S.Sos., menambahkan kegiatan ini akan melibatkan berbagai elemen mahasiswa untuk memberikan kontribusi aktif dalam setiap agenda yang telah direncanakan.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi momentum bagi mahasiswa untuk lebih aktif dalam kegiatan keagamaan. Selain itu, partisipasi mereka diharapkan dapat menambah semarak dan keberkahan dalam bulan suci Ramadhan,” tutur Fathuddin.
Rapat ini diakhiri dengan kesepakatan untuk segera merampungkan agenda kegiatan serta memastikan setiap unit yang terlibat dapat menjalankan perannya dengan baik.
Dengan adanya Pekan Kemilau Ramadhan, diharapkan suasana bulan suci di lingkungan kampus semakin khidmat dan penuh keberkahan.