UIM Al Gazali Lepas 393 Wisudawan, Rektor Ajak Sarjana Berkiprah dengan Martabat UIM NEWS - 393 Mahasiswa Universitas Islam Makassar (UIM) Al Gazali resmi bergelar sarjana di Dalton Hotel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (12/6/2024). 393 mahasiswa yang diwisuda tersebut masing-masing dari sembilan fakultas. Di antaranya, Pascasarjana, Fakultas MIPA, Teknik, Agama, Pertanian, Sospol, Hukum, Ilmu FKIPS, dan Ilmu Kesehatan. Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Al Gazali, Prof. Muammar Bakry mengatakan, wisuda 2024 ini terasa spesial karena dirangkaikan dengan Milad ke-58. "Alhamdulillah, tahun ini bertepatan dengan Milad yang ke-58. UIM Al Gazali didirikan sejak 1966," ujar Prof. Muammar di hadapan mahasiswanya. Diceritakan Prof. Muammar, awalnya UIM Al Gazali bernama STIP dan STAI. Lalu kemudian berubah pada Juni 2000 menjadi UIM. "Disepakati UIM berdiri pada 6 Juni 1966. Semuanya angka enam. Maka yang diwisuda hari ini, bertepatan dengan umur UIM dengan dobel enam, bahkan 3 kali enam. Enam itu menunjukkan kesempurnaan," Prof. Muammar menuturkan. Dijelaskan orang nomor satu di UIM ini, Allah menciptakan seluruh makhluknya hanya dengan menggunakan enam hari. "Dan, hari keenamnya Allah ciptakan manusia-manusia, makhluk yang menunjukkan basic kekhalifahan di muka bumi ini," ucapnya. Ia pun memberikan analogi lain, bahwa kesempurnaan itu juga terdapat pada rukun Iman yang berjumlah enam poin. "Rukun iman itu ada enam, dan banyak lagi angka-angka enam yang menunjukkan kesempurnaan," sebutnya. Prof. Muammar kemudian menekankan, sarjana memiliki tempat yang tinggi di mata Allah SWT. Begitu pun mendapatkan tempat yang tinggi di masyarakat. "Olehnya itu saya sangat berharap kepada anak-anakku sekalian, jadilah sarjana yang yang berharakat. Sarjana yang selalu bergerak. Karena dengan bergerak, maka ada keberkahan," harapnya. Dibeberkan Prof. Muammar, jika ingin menikmati kehidupan, maka harus dengan cara bergerak. "Kita hidup karena ada gerakan. Tidak mungkin kita bisa hadir di muka bumi ini kalau tidak ada gerakan-gerakan yang mendahuluinya," tukasnya. Lebih lanjut Prof. Muammar menekankan kepada wisudawan, untuk eksis dalam kehidupan, perlu menjadi sarjana yang berharakat. "Kalau kita mengaji, itu ada empat harakatnya. Dan tidak bisa jalan bacaan Al Qur'an kalau tidak dibaca empat harakat itu," bebernya. Pertama, kata Presiden Prof. Muammar, dhommah yang biasa dibaca U. Artinya merangkul atau tidak menjauhi. "Menjadi sarjana harus bisa merangkul dan bisa menghimpun kekuatan-kekuatan," imbuhnya. Kedua, dijelaskan Prof. Muammar, ada harakat Fathah. Artinya membuka diri. Harus ada inklusifitas dalam kehidupan. Harus membuka diri dengan alam sekitar. "Ketiga, kasrah. Artinya berjuang dan menyerang, jadi harus fighter. Tapi ingat, perlu juga sukun, baca mati. Artinya kadang kita harus istirahat berdiam untuk merancang suatu kehidupan, memproyeksikan masa depan kita yang lebih cerah," tandasnya. Mengutip perkataan Imam Syafi'i, Prof. Muammar mempersilakan kepada seluruh lulusannya untuk terus berjalan. "Dengan berjalan, kalian akan melihat pemandangan yang indah. Karena kalau matahari terus ada di atas, semua akan bosan melihatnya," terangnya. "Singa kalau terus tinggal di tempatnya, tidak akan pernah memangsa makanannya. Dan begitulah sarjana yang terus berjalan dan bergerak. Pasti akan terus dirindukan keluarga dan tetangganya," sambung dia. Di tempat yang sama, Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara A. Lukman mengatakan, segelimang prestasi yang diraih UIM merupakan hasil dari kerja keras dan ikhlasnya. "Ini menganggarkan UIM telah bekerja keras, ikhlas, cerdas, dan tuntas," kata A. Lukman. Atas nama LLDIKTI Wilayah IX, kata A. Lukman, ia berterima kasih kepada UIM yang telah bergerak terus-menerus dalam menorehkan prestasi. "Terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada civitas akademika UIM Makassar yang menorehkan prestasi yang luar biasa," ucapnya. Ia pun berharap, apa yang dicapai UIM terus dijaga dan dikembangkan. "Ini tidak mudah untuk mencapainya. Satu langkah lagi, UIM menjadi Universitas unggul," kuncinya.

UIM NEWS – 393 Mahasiswa Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali resmi bergelar sarjana di Dalton Hotel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (12/6/2024).

393 mahasiswa yang diwisuda tersebut masing-masing dari sembilan fakultas. Di antaranya, Pascasarjana, Fakultas MIPA, Teknik, Agama, Pertanian, Sospol, Hukum, Ilmu FKIPS, dan Ilmu Kesehatan.

Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali, Prof. Muammar Bakry mengatakan, wisuda 2024 ini terasa spesial karena dirangkaikan dengan Milad ke-58.

“Alhamdulillah, tahun ini bertepatan dengan Milad yang ke-58. UIM-Al Gazali didirikan sejak 1966,” ujar Prof. Muammar di hadapan mahasiswanya.

Diceritakan Prof. Muammar, awalnya UIM-Al Gazali bernama STIP dan STAI. Lalu kemudian berubah pada Juni 2000 menjadi UIM.

“Disepakati UIM berdiri pada 6 Juni 1966. Semuanya angka enam. Maka yang diwisuda hari ini, bertepatan dengan umur UIM Al-Gazali dengan dobel enam, bahkan 3 kali enam. Enam itu menunjukkan kesempurnaan,” Prof. Muammar menuturkan.

Dijelaskan orang nomor satu di UIM Al-Gazali ini, Allah menciptakan seluruh makhluknya hanya dengan menggunakan enam hari.

“Dan, hari keenamnya Allah ciptakan manusia-manusia, makhluk yang menunjukkan basic kekhalifahan di muka bumi ini,” ucapnya.

Ia pun memberikan analogi lain, bahwa kesempurnaan itu juga terdapat pada rukun Iman yang berjumlah enam poin.

“Rukun iman itu ada enam, dan banyak lagi angka-angka enam yang menunjukkan kesempurnaan,” sebutnya.

Prof. Muammar kemudian menekankan, sarjana memiliki tempat yang tinggi di mata Allah SWT. Begitu pun mendapatkan tempat yang tinggi di masyarakat.

“Olehnya itu saya sangat berharap kepada anak-anakku sekalian, jadilah sarjana yang yang berharakat. Sarjana yang selalu bergerak. Karena dengan bergerak, maka ada keberkahan,” harapnya.

Dibeberkan Prof. Muammar, jika ingin menikmati kehidupan, maka harus dengan cara bergerak.

“Kita hidup karena ada gerakan. Tidak mungkin kita bisa hadir di muka bumi ini kalau tidak ada gerakan-gerakan yang mendahuluinya,” tukasnya.

Lebih lanjut Prof. Muammar menekankan kepada wisudawan, untuk eksis dalam kehidupan, perlu menjadi sarjana yang berharakat.

“Kalau kita mengaji, itu ada empat harakatnya. Dan tidak bisa jalan bacaan Al Qur’an kalau tidak dibaca empat harakat itu,” bebernya.

Pertama, kata Presiden Prof. Muammar, dhommah yang biasa dibaca U. Artinya merangkul atau tidak menjauhi.

“Menjadi sarjana harus bisa merangkul dan bisa menghimpun kekuatan-kekuatan,” imbuhnya.

Kedua, dijelaskan Prof. Muammar, ada harakat Fathah. Artinya membuka diri. Harus ada inklusifitas dalam kehidupan. Harus membuka diri dengan alam sekitar.

“Ketiga, kasrah. Artinya berjuang dan menyerang, jadi harus fighter. Tapi ingat, perlu juga sukun, baca mati. Artinya kadang kita harus istirahat berdiam untuk merancang suatu kehidupan, memproyeksikan masa depan kita yang lebih cerah,” tandasnya.

Mengutip perkataan Imam Syafi’i, Prof. Muammar mempersilakan kepada seluruh lulusannya untuk terus berjalan.

“Dengan berjalan, kalian akan melihat pemandangan yang indah. Karena kalau matahari terus ada di atas, semua akan bosan melihatnya,” terangnya.

“Singa kalau terus tinggal di tempatnya, tidak akan pernah memangsa makanannya. Dan begitulah sarjana yang terus berjalan dan bergerak. Pasti akan terus dirindukan keluarga dan tetangganya,” sambung dia.

Di tempat yang sama, Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara A. Lukman mengatakan, segelimang prestasi yang diraih UIM Al-Gazali merupakan hasil dari kerja keras dan ikhlasnya.

“Ini menganggarkan UIM Al-Gazali telah bekerja keras, ikhlas, cerdas, dan tuntas,” kata A. Lukman.

Atas nama LLDIKTI Wilayah IX, kata A. Lukman, ia berterima kasih kepada UIM Al-Gazali yang telah bergerak terus-menerus dalam menorehkan prestasi.

“Terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada civitas akademika UIM Al-Gazali Makassar yang menorehkan prestasi yang luar biasa,” ucapnya.

Ia pun berharap, apa yang dicapai UIM Al-Gazali terus dijaga dan dikembangkan.

“Ini tidak mudah untuk mencapainya. Satu langkah lagi, UIM Al-Gazali menjadi Universitas unggul,” kuncinya.