UIMsmart News – Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) DR Ir Hj A Mazdah M Zain MSi memimpin langsung penyemprotan kembali fasilitas kampus UIM, Makassar, Senin (4/1/2021).

Penyemprotan dilaksanakan atas kerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Sulsel. “Penyemprotan sebagai upaya lanjutan, setelah kami mengeluarkan kembali kebijakan membatasi aktivitas di kampus,” jelasnya.

Rektor UIM menerapkan kebijakan work from home dan sistem shif bagi staf kampus. Sebagai ikhtiar memutuskan mata rantai penyebaran virus corona, Majdah juga menetapkan kampus UIM sebagai area wajib 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan hindari kerumunan)

“Sedangkan untuk mahasiswa sama sekali tak boleh ke kampus kecuali urusan administrasi penting penyelesaian studi. Ini sebagai respon dengan semakin meningkatnya penyebaran Covid19 akhir-akhir ini,” urai Ketua PW Muslimat NU Sulsel tersebut.

Majdah berusaha menjadikan UIM salah satu kampus yang konsen mematuhi dan membantu pemerintah dalam memerangi Covid-19. 

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik penanganan Covid19. Sebanyak 700 mahasiswa UIM menjadi Duta Menanganan Covid1o dengan membagi masker, pembuatan hand sanitizer, dan lain-lain, wisuda juga secara online, dan terakhir wisuda tatap muka dengan protokol kesehatan ketat dengan mensyaratkan surat repid test. 

Majdah didampingi dr Wachyudi Muchsin SH selaku Humas IDI Kota Makassar yang juga Kabag Humas dan Kerjasama UIM. Nampak hadir pula jajaran Wakil Rektor, dan sebagian dekan dan wakil dekan yang sempat hadir.

Perwakilan PMI Sulsel DR Dr Muji Iswanti SpKK Mkes SH MH di kesempatan terpisah mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk preventif memutuskan rantai penularan Covid-19.

“Penyemprotan ini dilakukan mengingat jumlah pasien terkonfimasi positif Covid-19 di Provinsi Sulsel, tercatat mengalami penambahan rata-rata 600 kasus baru setiap hari, dengan jumlah secara akumulasi sebanyak 32.187 kasus, dan Kota Makassar memberikan kontribusi terbanyak yakni 376 pasien baru. Ini sangat mengerikan,” ujarnya. 

Sementara, menanggapi jumlah peningkatan kasus tersebut, Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, dr Wachyudi Muchsin, mengungkapkan, hal tersebut merupakan akumulasi dari aktivitas dan mobilitas yang terjadi sepanjang akhir tahun ini. 

“Akumulasi peningkatan (Covid-19), karena aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini, seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Serentak Desember 2020 lalu, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak se rumah,” ungkapnya.

Kendati demikian, salah satu faktor meningkatnya jumlah kasus, karena ada upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dengan terus massif melakukan pelacakan dan tes Covid-19 di tengah masyarakat guna memutus mata rantai penyebarannya. 

“Testing swab (tes usap) massal berjalan dengan baik di Pemkot Makassar, sehingga bisa dilakukan tresing dan treatmen yang maksimal,” paparnya. 

Dokter Koboi, sapaan akrab Wachyudi Muchsin, mengatakan, secara kelembagaan IDI Makassar minta masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19, sebab okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah penularannya. 

Dokter Yudi menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat positivity rate yang mencapai 29,5 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini, sudah lima kali lipat melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), yakni 5 persen. 

“Untuk itu, perlu selalu senantiasa menerapkan 3 M, yakni konsisten pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Inilah kunci efektif menekan penyebaran Covid-19,” terangnya.■