Adopsi Petani Terhadap Model Penangkaran Jagung Fungsional (Provit A-UIM)
■ Oleh : M Yasin HG, Ketua Pusat Penelitian Jagung dan Serealia UIM
JAGUNG fungsional adalah jenis jagung khusus (specialty corn) yang dicirikan dengan kandungan nutrisi lebih tinggi dibanding jagung biasa (normal corn). Keunggulan Jagung Fungsional yang ditangkar UIM adalah jenis jagung OPV Syntetik yakni jenis jagung yang tetuanya terdiri dari gabungan inbrida generasi lanjut melalui saling silang sifat terbaik dan mempunyai daya gabung baik.
Keunggulannya
1. Mudah dan murah proses penggandaannya
2. Potensi hasil bobot biji k.a. 15% mencapai 11,0 t/ha
3. Nutrisi β carotene (vitamin A) tinggi
4. Peruntukan untuk pangan fungsional
Jagung fungsional lainnya adalah jagung QPM (quality protein maize), Jagung Ungu (anthocyanin maize), Jagung Pulut (waxy maize), dan Jagung Manis (Sweet Corn), dan Jagung Sayur (baby corn). Jagung normal terutama diperuntukan untuk pakan sedangkan jagung fungsional untuk pangan komsumsi nasional. Jenis jagung fungsional yang ditangkar UIM adalah jenis PROVIT-A.
Sebagai pemegang amanah Tri Dharma perguruan tinggi, fokus pada “Pengabdian Masyarakat” UIM telah melakukan bimbingan penangkaran benih jenis PROVIT-A di desa Limboro Polman Sulbar dan Lalabata Riaja Soppeng. Sebagai jagung fungsional mengandung nutrisi utama yaitu Vitamin A (βeta caroteen) : 0,144 ppm, atau 200% lebih tinggi dari jagung biasa non fungsional.
Peranan βeta Caroteen dalam tubuh adalah :
1. Untuk menjaga kesehatan dalam hal mempertajam penglihatan, memperlambat pemakaian kaca mata
2. Mempercepat penyembuhan luka
3. Memperlambat penuaan kulit
4. Membakar lemak berlebih
5. Sajian alternatif pengganti nasi bagi penderita diabetes
METODA
Pembinaan telah dilaksanakan pada dua wilayah sentra jagung yakni di Desa Lalabata Soppeng bekerja sama dalam melakukan penangkaran yakni dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Hortikultura serta Pemda Kab Soppeng, dan di desa Limboro Polman Sulbar bersama Unasman (Univ Asyariah Mandar). Dilaksanakan pada masing masing ketua gapoktan (gabungan kelompok tani) di desa penangkaran. Materi genetik yang ditangkar adalah vub PROVIT A.
Dilaksanakan dengan metoda “modifikasi baris per tongkol” (modification ear to row), Benih klas BS ditangkar pada setiap kelompok tani binaan, luasan 0,20-0,25 ha untuk desa Lalabata, dan 2.0 ha di desa Limboro Polman.
Rekomendasi umum budi daya jagung diterapkan pada setiap penangkaran yakni :
1. Lahan diolah sempurna dibajak – digaru sampai siap tanam
2. Benih diberikan saromil berbahan aktif metalaxy pencegah penyakit bulai (downy meldow. Perono sclerospora sp.)
3. Jarak tanam 75×25 cm satu tanaman per rumpun,
4. Dipupuk Urea-Ponska (200-100) kg/ha + pupuk kandang 2 t/ha
5. Penyiangan dan pembumbunan serta pemberian air secukupnya saat MK
Sebelum penanaman dilakukan petunjuk singkat tekhnik menangkar kepada masing masing anggota gapoktan. Penanaman diatur dengan menetapkan ratio barisan tetua jantan dan betina 2:4
Saat memasuki fase generatif atau sekitar umur 47-50 hst dilakukan pencabutan malai pada empat barisan di deretan tetua betina (detaselling)
Pada saat masak fisiologis, yang pertama dipanen adalah deretan tanaman induk jantan, kemudian induk betina, maksudnya adalah agar tongkol tongkol hasil panen tidak bercampur antara kedua tetua
Selama masa detaselling dilakukan seleksi pada tanaman baik induk jantan maupun induk betina, tanaman yang menyimpang dicabut termasuk tongkol yang terbuka kelobotnya. Setelah masa panen atau >90 hst, dilakukan pengecekan pada sejumlah tongkol yakni diambil sample biji dan jika telah terlihat bintil hitam (black layer) maka ditetapkan bahwa tanaman telah memasuki masak fisiologis dan siap dipanen untuk proses penjemuran, pemipilan, packin dan penyimpanan di cold storage atau digudang yang ber ac.
Keunggulan vub jagung golongan sintetik yakni dapat digandakan sendiri oleh petani dengan mengikuti metoda seperti pada gambar 1, produksi mencapai 11,0 ton/ha, murah harga benihnya, dan mengandung nutrisi yang lebih tinggi dari jagung biasa.
Pengukuran Pencapaian hasil dengan menggunakan: formula :
Y = (l0.000/LP) x ((l00-ka)/85) x BP x C
Keterangan
Y = Hasil bobot biji (kg/ha) pada kadar air 15%
L.P = Luas ubinan saat panen (m2)
ka.= Kadar air saat panen, %
BP = Bobot tongkol kupasan dari panen ubinan, kg
C = Rendamen (shelling percentage) dari lima tongkol menjadi biji
(C=0,8)
HASIL
Setelah dilakukan seleksi maka dihasilkan untuk MT I di desa Lalabata Riaja bobot biji 325 kg per 0,25 ha seluas penangkaran, potensi hasil diperoleh bobot biji 11,2 ton/ha. Kini status benih telah menyebar dan tertanam oleh kelompok tani di areal penangkaran, dan jika bobot benih 15 kg benih per ha, maka total pertanaman yang di cover adalah ±22 ha.
Kegiatan saat panen raya telah dihadir oleh Bupati Soppeng dengan sejumlah pejabat jajaran pemda, serta dirangkaikan dengan penandatanganan kerja sama MOU antara Pemda Kab Soppeng dengan ibu Rektor UIM.■
*) laporan dari Desa Lalabata Riaja Soppeng dan LImboro Polman